Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mbah Suro dan Orang Rantai di Lubang Tambang Sawahlunto

Kompas.com - 21/03/2021, 07:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sawahlunto adalah situs tambang batu bara tertua di Asia Tenggara. Terletak di lembah sempit di sepanjang pegunungan Bukit Barisan, kota Sawahlunto dikeliling beberapa bukit seperti Bukit Polan, Bukit Pari, dan Bukit Mato.

Di Sawahlunto tedapat sebuah lubang bekas tambang batu bara. Lubang tersebut menyimpan sejarah kelam tentang orang rantai. Salah satunya adalah Mbah Suro yang menjadi mandor para orang rantai di Sawahlunto.

Nama Mbah Suro dijadikan nama salah satu lubang utama bekas tambang yang adi di Tangsi Baru, Kelurahan Tanah Lapang, Kecamatan Lembah Segar.

Baca juga: Asal-usul Sawahlunto Kota Tambang Batu Bara, Kisah Orang Rantai dan Lubang Mbah Suro

Orang rantai adalah sebutan bagi para pekerja tambang di Sawahlunto. Mereka dikirim dari berbagai daerah di Hindia Belanda termasuk Batavia.

Mereka adalah pesakitan yakni tahanan kriminal atau politik dari wilayah Jawa dan Sumatra. Mereka dibawa ke Sawahlunto dengan kaki, tangan, dan leher diikat rantai.

Mereka dipaksa bekerja sebagai kuli tambang batu bara dengan kondisi kaki, tangan, dan leher yang masih dirantai.

Dalam bahasa Belanda, para kuli disebut ketingganger atau orang rantai. Mereka dipekerjakan hingga tahun 1898.

Baca juga: Jelajahi Gunung Tambora dan Sawahlunto Secara Virtual, Simak Caranya

Saksi bisu, lubang Mbah Suro Sawahlunto

Foto dirilis Jumat (2/8/2019), memperlihatkan sebuah alat yang dipakai oleh 'orang rantai' untuk menggali tambang batubara tergeletak di Lubang Mbah Suro, terowongan bekas penambangan batubara di Sawahlunto. Sejak ditetapkannya visi baru untuk membangun daerah, yakni mewujudkan Kota Wisata Tambang yang Berbudaya, Sawahlunto pun berbenah, dengan sejumlah cagar budaya, kereta api, termasuk lubang tambang di kota arang itu direvitalisasi.ANTARA FOTO/IGGOY EL FITRA Foto dirilis Jumat (2/8/2019), memperlihatkan sebuah alat yang dipakai oleh 'orang rantai' untuk menggali tambang batubara tergeletak di Lubang Mbah Suro, terowongan bekas penambangan batubara di Sawahlunto. Sejak ditetapkannya visi baru untuk membangun daerah, yakni mewujudkan Kota Wisata Tambang yang Berbudaya, Sawahlunto pun berbenah, dengan sejumlah cagar budaya, kereta api, termasuk lubang tambang di kota arang itu direvitalisasi.
Mbah Suro adalah seorang mandor orang rantai. Pria yang memilki nama lemhak Soerono dikenal memiliki ilmu kebatinan yang tinggi dan menjadi panutan serta disegani oleh warga sekitar.

Mbah Suro memiliki lima anak dengan 13 cucu. Istrinya adalah seorang dukun beranak. Mbah Suro meninggal sebelum tahun 1930 dan ia dimakamkan di pemakaman orang rantai yakni di Tanjung Sari, Kota Sawahlunto.

Diceritakan jumlah orang rantai yang bekerja di lubang tersebut berjumlah ratusan orang. Mereka diberlakukan dengan tidak manusiawi dan bekerja siang hingga malam serta tidak mendapatkan makanan yang layak.

Baca juga: Situs Warisan Dunia Tambang Ombilin Bisa Tarik Wisman ke Sawahlunto

Lubang tempat para orang rantai bekerja diberi nama Lubang Mbah Suro. Namun ada yang menyebut juga dengan Lubang Soegar karena lubang pertama di Sawahlunto tersebut berada di Lembah Soegar.

Lubang tersebut memiliki lebar dua meter dengan ketinggian dua meter. Sementara kedalaman Lubang Mbah Suro mencapai 15 meter dari permukaan tanah.

Serta memiliki panjang 1,5 kilometer di bawah Kota Sawah Lunto.

Diceritakan saat pemugarana ditemukan banyak kerangka manusia di lubang tersebut. Selain itu ditemukan juga beberapa botol minuman beralkohol yang diduga dari peninggal Belanda.

Baca juga: Sawahlunto, Kawasan Cagar Budaya, dan Orang-orang Rantai

Ilustrasi Tambang Kuno Batubara Ombilin Sawahlunto, Sumatera Barat.Dokumentasi Biro Komunikasi Kemenparekraf Ilustrasi Tambang Kuno Batubara Ombilin Sawahlunto, Sumatera Barat.
Keberadaan Sawah Lunto dan tambang batu bara, berawal dari geolog Belanda Ir C De Groot van Embden melakukan penelitian di pedalaman Minangkabau yang saat itu dikenal sebagai Dataran Tinggi Padang pada tahun 1585.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mobil Travel Terjun ke Sungai di Musi Rawas, 4 Korban Tewas

Mobil Travel Terjun ke Sungai di Musi Rawas, 4 Korban Tewas

Regional
Laga Final Persib vs Madura, Polisi Pertebal Pengamanan

Laga Final Persib vs Madura, Polisi Pertebal Pengamanan

Regional
Jembatan Kawanua di Maluku Tengah Putus, Akses Transportasi 3 Kabupaten Lumpuh

Jembatan Kawanua di Maluku Tengah Putus, Akses Transportasi 3 Kabupaten Lumpuh

Regional
Trauma, Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar Takut Masuk Rumah

Trauma, Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar Takut Masuk Rumah

Regional
Detik-detik Waisak di Candi Borobudur, 866 Personel Gabungan Disiagakan

Detik-detik Waisak di Candi Borobudur, 866 Personel Gabungan Disiagakan

Regional
Remaja 16 Tahun di Buton Tengah Dicabuli 8 Orang Pria

Remaja 16 Tahun di Buton Tengah Dicabuli 8 Orang Pria

Regional
Pagi Ini Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus

Pagi Ini Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus

Regional
Wali Kota Makassar Danny Pomanto jadi Narasumber dan Penanggap di 10th WWF 2024

Wali Kota Makassar Danny Pomanto jadi Narasumber dan Penanggap di 10th WWF 2024

Regional
Kapal Nelayan Hilang Kontak di Perairan Rokan Hilir Riau, 2 Korban dalam Pencarian

Kapal Nelayan Hilang Kontak di Perairan Rokan Hilir Riau, 2 Korban dalam Pencarian

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Regional
Rangkaian Kegiatan Hari Raya Waisak 2024 di Candi Borobudur Magelang

Rangkaian Kegiatan Hari Raya Waisak 2024 di Candi Borobudur Magelang

Regional
Dikepung Warga, Penculik Bayi 7 Bulan di Dompu NTB Berhasil Ditangkap Polisi

Dikepung Warga, Penculik Bayi 7 Bulan di Dompu NTB Berhasil Ditangkap Polisi

Regional
Puncak Perayaan Waisak di Borobudur, Ada Festival Lampion Ramah Lingkungan

Puncak Perayaan Waisak di Borobudur, Ada Festival Lampion Ramah Lingkungan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com