SUKABUMI, KOMPAS.com - Kondisi pergerakan tanah di Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat semakin mengkhawatirkan.
Hal tersebut terlihat dari rekahan atau retakan tanah yang ada semakin hari menjadi lebih lebar dan dalam. Bahkan sudah mengakibatkan lahan yang dilintasi rekahan sudah semakin ambles.
Lahan yang terdapat sejumlah bangunan rumah itu sudah ambles mencapai 5 meter.
Di lerengannya sudah mengakibatkan longsoran yang menghasilkan meterial lumpur bercampur bebatuan dan pasir.
Baca juga: Jalan Putus Akibat Tanah Bergerak, 1.000 Warga di Cianjur Terisolasi
Dampak longsoran juga mengakibatkan aliran Sungai Cibodas yang posisinya lebih rendah dari Dusun Ciherang menjadi keruh.
"Melihat kondisi sekarang, di sebagian tempat semakin parah," ungkap Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Anita Mulyani saat berbincang dengan Kompas.com di Dusun Ciherang, Minggu (28/2/2021).
Menurut dia sebelumnya sekitar sepekan lalu rekahan atau tanah dalamnya sekitar 5 meter namun sekarang sudah ada yang mencapai 7 meter.
Bahkan ada juga yang mencapai 10 meter.
Baca juga: Dengar Dentuman Disertai Gempa, Warga Lokasi Bencana Tanah Bergerak Sukabumi Berhamburan Keluar
Begitu juga lebar rekahan tanah semakin lebar. Sebelumnya saat pertama melihat sekitar sebulan lalu ada yang 20 sentimenter, namun sekarang semakin melebar ada yang mencapai 1 meter.
"Semakin hari semakin mengkhawatirkan ya," ujar wanita penggemar mobil offroad itu.
Namun, lanjut Anita, tempat pengungsian yang memanfaatkan SD Negeri Ciherang masih relatif aman. Karena arah rekahan tanah terlihat ke tempat yang lebih rendah.
Sedangkan posisi bangunan SD, letaknya lebih tinggi dari lokasi yang diterjang bencana tanah bergerak. Jaraknya mencapai 200 meter.
Di lokasi, BPBD tetap bersiapsiaga dengan menempatkan Satgas BPBD.
Juga di lokasi bencana ini ada sejunlah relawan dari berbagai lembaga kemanusiaan yang ikut membantu.
"Mereka terus memantau pergerakan tanah," kata dia.
Anita mengakui mendapatkan informasi, bila pergerakan kerap terjadi tengah malam. Hal tersebut telah menjadi perhatian BPBD untuk terus waspada.
"Jangan sampai pada saat masyarakat sedang istirahat, terlelap tidur, tiba-tiba terjadi pergerakan tanah sporadis. Makanya kita menugaskan Satgas BPBD dan relawan untuk selalu memantau dan siap siaga," ujar dia.