KOMPAS.com - Tak hanya zaman dulu, 'tuyul' di zaman mileneal ternyata tetap menjadi 'senjata' ampuh bagi oknum driver online untuk mendapatkan rejeki secara ilegal.
Tuyul adalah istilah untuk oknum pengemudi online yang melakukan orderan fiktif. Perbuatan melanggar hukum tersebut sering digunakan pengemudi online untuk mengejar intensif dari perusahaan.
Berikut sejumlah fakta terkait aksi "tuyul" di dunia online.
Bulan Maret lalu, tiga orang mitra GrabCar di Lamongan, Jawa Timur, harus berurusan dengan polisi.
Mereka adalah LHS (31), warga Petemon III, Kecamatan Sawahan, Surabaya; FT (30), warga Petemon Barat, Kecamatan Sawahan, Surabaya; serta APU (19), warga Kelurahan Rangkah, Kecamatan Tambaksari, Surabaya.
“Para pelaku menyiapkan lebih dari satu akun yang digunakan sebagai akun sopir Grab. Mereka kemudian memanipulasi data transaksi demi mengejar insentif dari sistem Grab,” kata Kasat Reskrim Polres Lamongan AKP Yadwivana Jumbo Qantasson, Kamis (29/3/2018).
Dari aksi 'tuyul' tersebut para driver akan mendapat insentif dari Grabcar sebesar Rp 100 ribu untuk setiap 10 perjalanan yang dilakukan. Namun, karena order itu fiktif alias tidak nyata, para driver tersebut tidak pernah melakukan 10 perjalanan tersebut, kata Yadwivana.
Baca Juga: Lakukan Order Fiktif, Tiga Sopir "Tuyul" Taksi Online di Lamongan Ditangkap Polisi
Kejadian serupa menimpa seorang driver online di Palembang berinisial P (28), warga Pakjo, Kelurahan Siring Agung, Kecamatan Ilir Timur I Palembang, Sumatera Selatan.
P ditangkap petugas saat sedang beraksi di salah satu kantin kampus di kawasan Ilir Timur 1. Petugas mendapati P sedang melakukan order fiktif dengan tiga unit telepon genggam miliknya.
P mengaku belajar membuat order fiktif dari rekannya sesama driver online. P nekat menggunakan order fiktif karena ingin mengejar poin.
“Sehari biasanya ada 11 tuyul, dapat sekitar Rp 100.000, saya belajar dari teman,” kata Putra saat di Polresta Palembang, Rabu (19/9/2018).
Baca Juga: Polisi Tangkap Pengemudi Ojek Online Pengguna “Tuyul” di Palembang
P baru bekerja sebagai driver online selama dua bulan. Orderan pun tidak selalu lancar. Target poin untuk mendapat bonus Rp 100 ribu pun tidak selalu diperoleh.