Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angkut Hasil Panen di Polman, Motor Taksi Gantikan Kuda

Kompas.com - 05/03/2017, 10:43 WIB
Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR,KOMPAS.com - Petani di Sulawesi Barat memodifikasi motor menjadi sarana angkutan di areal persawahan untuk mengatasi masalah transportasi, terutama saat musim panen.

Sebelumnya, membawa gabah hasil panenan kerap menjadi kendala petani apalagi di saat musim hujan.

Jok dan ban motor yang didesain khusus untuk menghadapi kondisi medan yang becek dan berlumpur, menjadi pengganti kuda yang menjadi alat transportasi selama puluhan tahun terakhir ini.

Para petani yang ditemui Minggu (5/3/2017), mengaku dengan motor modifikasi yang kerap disebut motor taksi ini, mampu meraup hingga Rp 7 juta per musim panen.

Risal, salah satu petani yang menjadi buruh angkut gabah, mengaku mampu mengangkut hingga 100 karung gabah per hari tergantung jarak dan kondisi medannya.

“Tarif bervariasi Rp 7.000 hingga Rp 20.00 tergantung jarak dan medannya,”ujar Risal.

Dengan tarif itu, para buruh angkut gabah ini mampu meraup pendapatan hingga ratusan ribu tupiah per hari. Setiap muim umumnya para buruh angkut gabah mampu meraup pendapatan hingga Rp 7 juta.

Para buruh angkut gabah ini harus berjibaku menaklukan medan licin dan berlumpur di tengah sawah.

Bagi para pengangkut gabah ini,  musim panen adalah bulan berkah bagi mereka. Pasalnya pendapatan mereka bisa berkali lipat dibanding menjadi tukang ojek.

Berkat mereka, para petani Polewali Mandar tak lagi cemas gabahnya rusak dan kehujanan lantaran berminggu-minggu di tengah sawah karena tak kunjung diangkut.

Banyaknya petani atau buruh angkut gabah pada musim panen mebuat kelompok-kelompok pengakut gabah bersaing mendapatkan pelanggan dari petani yang bersedia gabahnya diangkut ke pabrik atau ke rumah petani.

Bila musim panen tiba, ratusan kelompok pengangkut gabah berlomba mengangkut gabah petani yang sedang panen. Setiap motor bisa membawa satu karung gabah yang bobotnya mencapai satu kwintal.

Awalnya motor modifikasi ini digunakan para petani di Pinrang. Motor modifikasi yang didesain untuk medan licin dan berlumpur di tengah lahan ini bermula ketika petani di Pinrang yang ketika itu masih mengandalkan kuda kewalahan untuk menganguk hasil panen.

Produksi padi petani yang melimpah tidak diiringi dengan pertumbuhan kuda yang siap mengangkut hasil panen mereka. Banyak gabah rusak lantaran tinggal berminggu-mingu dan kehujanan di tengah sawah setelah dipanen dan tidak kunjung diangkut kuda ke pabrik.

Para petani pun mulai memodifikasi motor. Rangka motor diganti dan dibuat lebih tinggi agar bisa digunakan di medan berlumpur. Di bagian rangka depan dibuat lebih luas seukuran dengan satu karung gabah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com