SAMPANG, KOMPAS.com - Warga Sampang yang tinggal di dua kelurahan dan dua desa, masing-masing Kelurahan Rong Tengah, Kelurahan Dalpenang, Desa Gunung Maddah dan Desa Kemuning, selama tiga malam tak pernah tidur nyenyak.
Pasalnya, rumah mereka terendam banjir dengan ketinggian 80 sampai 160 sentimeter.
Istianah, salah satu warga Kelurahan Rong Tengah menceritakan, tujuh anggota keluarganya tidur di atap rumahnya untuk menghindari genangan air yang terjadi selama empat hari. Mereka tidak punya pilihan lain.
"Selagi tidak hujan, keluarga saya ada yang tidur di atap asbes," katanya kepada Kompas.com, Rabu (12/10/2016).
Hal yang sama banyak dilakukan tetangga Istianah lainnya. Mereka enggan meninggalkan rumah meskipun harus rela susah payah tidur di tempat yang tidak nyaman. Alasannya, mereka khawatir barang-barang berharga di rumahnya terseret banjir atau dicuri orang.
"Sesulit apapun kami akan tetap tinggal di rumah sendiri. Tidur di atas tak masalah," ungkapnya.
Warga di Sampang sudah langganan banjir. Di setiap rumahnya selalu disiapkan kamar bertingkat meskipun dari kayu. Kamar bertingkat itu yang dijadikan penyimpanan barang-barang mereka saat banjir melanda.
"Yang penting barang-barang berharga seperi alat elektronik, bahan-bahan makanan di tempat aman. Soal tidur di mana saja," ungkap Ahmad Zaini, warga Kelurahan Dalpenang.
Banjir kali ini termasuk yang paling parah. Sebab jangka waktunya sampai empat hari. Sebelumnya, banjir hanya terjadi sehari semalam dan airnya langsung surut.
"Kami sebagai warga tak bisa berbuat apa-apa. Pemerintah seharusnya lebih tahu bagaimana mengatasi bencana ini karena sudah sering terjadi. Kalau diam, berarti membiarkan penderitaan warga berkepanjangan," ungkap bapak tiga anak ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.