Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangisan Menyayat Hati dari Bocah SD Korban Tabrak Lari...

Kompas.com - 07/09/2016, 20:13 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Titik (34) mencoba tegar, tetapi air matanya tak tertahan ketika mendengar jerit tangis anak pertamanya, Aeni Qoniatur Rohmah (10).

Sudah hampir 24 jam Aeni terbaring tak berdaya di bangsal kamar 223 Ruang Cempaka RSUD Ungaran. Siswi kelas IV MI Hidayatul Athfal, Kelurahan Gedanganak, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, itu menjerit kesakitan akibat tulang paha kirinya patah.

Aeni menjadi korban tabrak lari saat pulang dari sekolah menuju rumahnya di Gedanganak RT 6 RW 6, Selasa (6/9/2016) petang. Saat itu, Aeni dan dua temannya baru saja mengikuti ekstrakurikuler komputer di sekolah.

"Dia dan dua temannya jalan kaki dari sekolah. Saat di depan Toko Suci (Jalan Raya Gedanganak), dia ditabrak sepeda motor dari arah perempatan jalan kampung," kata Titik saat ditemui, Rabu (7/9/2016) petang.

Titik tidak tahu apa yang harus diperbuat atas kondisi anaknya tersebut. Kini kaki kiri Aeni digips mulai dari tumit hingga pangkal pahanya. Namun, setiap saat dia terus menjerit kesakitan seperti tak ada posisi nyaman untuk sekadar beristirahat.

"Aku emoh (tak mau) gila, aku emoh gila ....sakiiiiit!" jerit Aeni dengan tubuh penuh peluh dan wajah yang basah oleh air mata.

Berbeda dari istrinya, Taufik tampak lebih tegar kendati kesedihan tak bisa disembunyikan dari wajahnya. Beberapa kali ia menciumi kening putri sulungnya itu agar berhenti menangis.

Namun, penghiburan dari buruh pabrik karung plastik itu tak berarti apa-apa, Aeni tetap menangis.

"Sudah tak terhitung Aeni nangis. Kadang sempat dia tidur, menangis lagi. Tidak tega saya melihatnya," kata Taufik.

Kepada Taufik, saksi mata kecelakaan itu mengungkapkan ciri-ciri orang yang menabrak Aeni. Pelaku seorang perempuan muda, menggunakan tutup kepala, dan mengendarai sepeda motor Hondra Supra warna hitam.

Saksi mata tidak sempat mencatat nomor polisi sepeda motor pelaku karena penabrak langsung melarikan diri.

Taufik tidak ingin memperlebar masalah dengan berupaya mencari pelaku. Ia juga tidak berharap pelaku datang meminta maaf atau bertanggung jawab atas kesembuhan putrinya.

"Kalau saya, sekarang ini yang penting bagaimana putri saya ini sembuh. Soal ada yang menabrak, saya tidak berpikir dia mau datang bertanggung jawab atau tidak," kata Taufik.

Kabar mengenai tabrak lari ini menjadi viral setelah diunggah di grup Facebook "UNGARAN" oleh pemilik akun Agus Suranto, warga Kretek, Lerep, Ungaran Barat.

Saat ini Budi Hariyadi selaku pengelola grup beranggotakan 28.000 follower itu tengah menggalang dana untuk meringankan beban orangtua Aeni.

"Baru terkumpul Rp 200.000, tapi kita mau pastikan dulu yang dibutuhkan dik Aeni itu dulu," kata Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com