Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Anak Pontianak Khatam "Bareng" Al Quran

Kompas.com - 09/05/2016, 06:16 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com - Sebanyak 1.195 peserta Khataman al Quran memadati Masjid Raya Mujahidin, Jalan Ahmad Yani, Pontianak, Minggu (8/5/2016). Peserta yang merupakan anak-anak mulai dari tingkat SD hingga SMP ini, mengenakan pakaian adat khas Melayu, yaitu pakaian Telok Belanga bagi peserta laki-laki dan Baju Kurung yang dikenakan peserta perempuan.

Sebelum memasuki kawasan mesjid, para peserta ini terlebih dahulu berparade berjalan kaki sambil memegang al Quran di sepanjang Jalan Ahmad Yani. Kedatangan para peserta ini pun, disambut langsung oleh Wali Kota Pontianak, Sutarmidji.

Dalam kesempatan tersebut, Sutarmidji menyampaikan bahwa selama ini sebagian masyarakat beranggapan jika guru mengaji tradisional tidak memiliki santri atau murid yang diajarinya mengaji. Anggapan tersebut dinilainya keliru, sebab menurut dia, dalam ajang ini justru guru mengaji tradisional paling banyak mencetak anak didik yang bisa membaca al Quran hingga khatam.

"Hari ini saya buktikan, ternyata ada lebih dari 1.000 anak didik yang belajar mengaji dari guru ngaji tradisional yang dikhatamkan secara massal saat ini,” ungkap Sutarmidji dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (8/5/2016) malam.

Khataman al Quran yang digelar secara massal ini diikuti peserta yang khatam al Quran 30 juz. Meskipun sebelumnya ada beberapa yang khatam al Quran 10 juz hingga 20 juz berniat mengikuti even akbar ini, namun dirinya meminta peserta yang boleh mengikuti khataman massal hanya yang khatam 30 juz.

"Kemarin ada yang ingin ikut khatam al Quran 10 juz, 20 juz, tapi saya minta hanya yang khatam 30 juz saja yang diperkenankan mengikuti kegiatan ini," ujar pria yang akrab disapa Midji ini.

Khataman al Quran yang digelar pertama kalinya secara massal dan melibatkan ribuan peserta ini, kata Midji, selaras dengan sosialisasi program Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak yang akan menerapkan wajib khatam al Quran bagi siswa lulusan SMP sederajat.

Sebagai tahap awal, memasuki tahun ajaran baru pada tahun ini, pihaknya akan mengupayakan anak-anak sudah memiliki keterangan, apakah sudah khatam al Quran atau belum.

“Kalau belum, nantinya mereka akan mengikuti program dari Pemkot untuk mereka supaya bisa khatam al Quran,” sebutnya.

Memasuki tahun ajaran baru, ke depannya setiap siswa lulusan SMP yang beragama Islam wajib mengantongi sertifikat yang menerangkan bahwa yang bersangkutan sudah khatam al Quran 30 juz.

Namun, bila ada yang belum khatam, yang bersangkutan tetap bisa mendaftarkan ke SMA/SMK tetapi mereka akan dimatangkan melalui pendidikan baca Al Quran di beberapa masjid yang ditunjuk sebagai pelaksana program ini.

"Supaya anak-anak ini, ketika lulus SMA, ia sudah paham betul tentang ajaran agamanya sehingga tidak melakukan hal-hal yang menyimpang sekaligus bisa menjadi rem bagi diri mereka dari perbuatan yang merusak moral," kata Midji.

Dalam pelaksaan di tahun yang akan datang, rencananya peserta Khatam al Quran ini akan lebih ditingkatkan dengan melibatkan 30.000 lebih peserta.  “Banyak sekali antusias dari para peserta khataman Al Quran ini. Kegiatan ini sebenarnya tidak direncanakan secara matang dan terkesan dadakan, tapi antusias peserta ternyata cukup tinggi," katanya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kota Pontianak, Mulyadi menambahkan, peserta khataman Al Quran ini berasal dari enam kecamatan se-Kota Pontianak. Peserta terbanyak berasal dari Kecamatan Pontianak Barat dengan jumlah peserta lebih dari 300 anak.

“90 persen anak-anak peserta khataman Al Quran ini hasil didikan guru ngaji tradisional, yang mengaji dari rumah ke rumah, sedangkan sisanya merupakan diluar dari guru ngaji tradisional,” tuturnya.

Selanjutnya, pihaknya akan melibatkan sekolah-sekolah sehingga jumlah peserta khataman Al Quran akan lebih banyak lagi. Ia berharap, dengan pelaksanaan khataman Al Quran ini pembacaan ayat-ayat suci Al Quran di rumah-rumah lebih membudaya.

“Kalau budaya membaca Al Quran ini terus ditumbuhkembangkan di rumah-rumah, Insya Allah ini akan membawa kebaikan,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com