Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

70 Ekor Penyu Diamankan Saat Hendak Diselundupkan ke Bali

Kompas.com - 18/04/2016, 16:15 WIB
Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com - Tim gabungan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan di Kendari dan Bitung bersama Satuan Polisi Air Polda Sulawesi Tenggara mengagalkan upaya penyelundupan 70 ekor penyu hijau.

Penangkapan penyu itu merupakan operasi gabungan dari Satuan Kerja (Satker) PSDKP Kendari, Luwuk, dan Bitung.

Puluhan satwa langka yang dilindungi itu ditemukan dalam sebuah kapal di Desa Padei, Pulau Menui, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Sabtu (16/4/2016).

Kepala BPSPL Makassar Andri Indrias Wiro Sukmo Putro mengungkapkan, rencananya puluhan penyu itu akan diselundupkan ke Bali.

Kasus penyelundupan 70 ekor penyu itu terungkap atas laporan dari kelompok masyarakat pengawasan perikanan di Kecamatan Menui, Morowali.

"Penyu itu milik masyarakat di Pulau Menui. Namun, saat penangkapan, mereka langsung kabur. Jadi yang kita amankan puluhan penyu saja dan kita bawa ke tempat penampungan di Kendari sebelum dilepas lagi," kata Andri di Kendari, Senin (18/4/2016).

Saat penggeledahan, petugas menemukan ada seekor penyu yang sudah kondisi mati.

"Mungkin karena stres akibat diikat dalam kapal, satu ekor mati. Kami juga sudah meminta kepada tim dokter dari karantina hewan untuk memeriksa kesehatan puluhan penyu sebelum dilepas ke habitat aslinya di laut," kata dia.

Identifikasi dan pemeriksaan kesehatan penyu dilakukan bersama bersama tim dari WWF, dokter hewan Qurnia, dan Universitas Haluoleo Kendari.

Dari 69 ekor penyu yang diamankan, 4 ekor di antaranya diperkirakan berusia 25 tahun dengan berat 40-60 kilogram dan sepanjang 50 cm hingga 1 meter.

"Untuk ukuran besar harganya bisa mencapai puluhan juta per ekor, penyu ini biasa dikonsumsi warga di Bali. Pihak kepolisian masih menyelidiki orang yang memesan penyu itu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com