Selain membelotnya kader senior PDI-P, Rustriningsih, ke kubu Prabowo-Hatta Rajasa beberapa hari lalu, ia juga melihat analisis lembaga survei yang menyebutkan elektabilitas Jokowi-JK menurun lantaran mesin partai tidak maksimal. Hal itu sengaja diembuskan pihak lawan untuk melemahkan mental para kader.
"Dengan isu ini, maka akan terjadi demoralisasi sehingga kemudian soliditas dan militansi kader PDI-P akan melemah," kata Basarah di Ungaran, Rabu (2/7/2014) petang.
"Tapi saya optimis Jawa Tengah akan menang signifikan meskipun kita tahu Jawa Tengah dijadikan sasaran target operasi mereka secara khusus," lanjutnya.
Ahmad khawatir bahwa analisis sejumlah lembaga politik dan survei yang membabi buta akan menimbulkan reaksi keras dari para kadernya di bawah. Sebab, di lapangan ia menemukan kenyataan yang berkebalikan.
"Anda bisa bayangkan kalau seluruh struktur partai di seluruh Indonesia seperti di Kabupaten Semarang ini dan sebagaimana di kabupaten/kota yang kami datangi dinyatakan mereka tidak bekerja atau seratus persen mereka tidak mendukung Jokowi, tentu mereka akan marah," ungkapnya.
Sementara itu, menanggapi isu yang menyebutkan Puan Maharani setengah hati mendukung Jokowi karena sudah ditawari kursi menteri oleh kubu Prabowo, Basarah melihat secara psikologi politik, pihak lawan mulai panik sehingga segala cara ditempuh untuk menjatuhkan kekuatan Jokowi-JK.
"Saya kira ini mengindikasikan bahwa calon yang lain mulai panik, mulai kalap, sehingga segala cara dilakukan dan tentu saja untuk menaikkan elektabilitas mereka. Tetapi, secara psikologi politik, kejadian ini menggambarkan kepada publik bahwa mereka begitu sangat panik karena pemilu tinggal enam hari lagi, dan Pak Jokowi masih tetap unggul dari berbagai survei," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.