"Mari Om, Dolly masih buka, Om...," panggil seorang makelar pekerja seks komersial di depan wisma Ratu Kembar, di kawasan tersebut, Kamis malam. Tawaran ini ditujukan kepada setiap lelaki yang lalu lalang di sekitar wisma, dengan suara yang nyaris ditenggelamkan ingar-bingar musik.
Di etalase wisma, tampak beberapa wanita dipajang di sofa merah. Mereka lantas menutup wajahnya dengan koran bekas saat mengetahui kedatangan beberapa pekerja media yang mengambil gambar.
Berbeda dari sebelum dan setelah deklarasi, pada Kamis malam ini kawasan Dolly tak seramai hari-hari sebelum deklarasi sekalipun waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB. "Masih satu tamu, Mas, sekarang sepi, kan kemarin sudah (dinyatakan) ditutup," kata Solikin, makelar PSK di salah satu wisma.
Seusai deklarasi penutupan kawasan lokalisasi prostitusi Dolly memang belum ada tindakan atau langkah nyata yang dibuat pemerintah dan apaturnya. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, kawasan ini hanya akan dijaga.
Setali tiga uang, Kapolrestabes Surabaya Kombes Polisi Setija Junianta pun mengatakan masih akan melihat perkembangan situasi di kawasan ini saat ditanya pola pengamanan seperti apa yang akan diterapkan di bekas kawasan "lampu merah" ini.
Sementara itu, Kamis, ada sebagian PSK dan mucikari yang menerima kompensasi penutupan kawasan tersebut berupa uang masing-masing Rp 5 juta. Adapun sebagian PSK dan mucikari justru menggelar aksi yang mengabarkan kepada masyarakat bahwa kawasan Dolly tetap buka seperti biasa sampai menjelang bulan puasa, libur selama puasa, dan buka lagi setelah Lebaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.