"Kita menyayangkan aksi tindak kekerasan yang imbasnya menyebabkan ketakutan di masyarakat," kata Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono, Senin (9/6/2014).
Deddy menuturkan, sampai saat ini imbasnya belum terlihat. Namun, sudah banyak agen pariwisata yang menanyakan kondisi terkini di Yogyakarta pasca-rentetan peristiwa kekerasan.
"Sektor pariwisata sangat sensitif dengan masalah keamanan, apalagi saat ini musim libur," ucapnya.
Dia berharap, pemerintah daerah dan aparat penegak hukum menindak tegas para pelaku tindak kekerasan di Yogyakarta. Dengan demikian, wisatawan akan merasa ada jaminan keamanan.
Pasalnya, sektor pariwisata merupakan salah satu penyangga perekonomian masyarakat Yogyakarta. Terakhir, Minggu (8/6/2014), aksi razia minuman dilakukan oleh sekelompok orang berjubah putih. Mereka merusak dan memecahkan semua minuman berkadar alkohol 5 persen, di sebuah toko jejaring di Jalan Nitikan Sorogenen, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.