Sebelumnya, suasana kota tersebut sempat mencekam akibat ketidakpuasan sekitar 150 kerabat dan sanak famili korban. Kericuhan ini dipicu kasus tabrak lari yang terjadi di dekat markas Brimob Detasemen C Manokwari, Rabu lalu.
Kepala Kepolisian Resor Manokwari Ajun Komisaris Besar Bambang Ricky menyatakan telah menenangkan warga dengan menjamin seluruh biaya pemakaman korban. Di samping itu, ada jaminan tentang penanganan kasus ini secara hukum.
”Massa telah kembali ke rumah masing-masing. Sebagian juga ke rumah duka di Jalan Baru, Kampung Rendani, untuk mengurus pemakaman Septinus Kwan (28), korban penembakan tersebut,” tuturnya.
Menurut informasi yang dihimpun Kompas, pada Rabu malam sekitar pukul 19.00 WIT di Jalan Esau Sesa dekat Markas Brimob Detasemen C Manokwari terjadi tabrak lari yang melukai warga setempat.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Wachyono, Kamis di Jayapura, mengatakan, saat kecelakaan, penabrak yang belum diketahui identitasnya berlari ke permukiman yang sebagian besar dihuni anggota Brimob.
Pada saat bersamaan tiga anggota Brimob berpakaian sipil berada di lokasi kecelakaan. Mereka berusaha menolong korban. Namun, warga setempat malah mengira mereka penabrak sehingga mengejarnya.
Ketiga anggota berlari ke arah Markas Brimob Detasemen C dan menuju ke tempat tinggal mereka. Belasan warga yang mengejar malah menganiaya mereka hingga dua anggota terluka akibat dianiaya warga.
Tak lama, sekitar 10 anggota brimob turun dari markas sambil membawa senjata api dan melepaskan serentetan tembakan. ”Anggota keluarkan tembakan untuk pertahankan diri,” ujar Wachyono.
Tembakan mengenai kaki salah seorang warga yang bernama Naftali Kwan (30). Korban kemudian tewas di RS Umum Daerah Manokwari karena kehabisan darah.