Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manokwari Ricuh

Kompas.com - 17/09/2010, 03:52 WIB

Jayapura, Kompas - Manokwari, kota Provinsi Papua, Rabu malam lalu, terjebak dalam bentrokan antara warga dan petugas Brimob. Akibatnya, dua orang dan dua lainnya menderita luka. Hingga Kamis (16/9), situasi Manokwari berangsur-angsur kondusif.

Sebelumnya, suasana kota tersebut sempat mencekam akibat ketidakpuasan sekitar 150 kerabat dan sanak famili korban. Kericuhan ini dipicu kasus tabrak lari yang terjadi di dekat markas Brimob Detasemen C Manokwari, Rabu lalu.

Kepala Kepolisian Resor Manokwari Ajun Komisaris Besar Bambang Ricky menyatakan telah menenangkan warga dengan menjamin seluruh biaya pemakaman korban. Di samping itu, ada jaminan tentang penanganan kasus ini secara hukum.

”Massa telah kembali ke rumah masing-masing. Sebagian juga ke rumah duka di Jalan Baru, Kampung Rendani, untuk mengurus pemakaman Septinus Kwan (28), korban penembakan tersebut,” tuturnya.

Menurut informasi yang dihimpun Kompas, pada Rabu malam sekitar pukul 19.00 WIT di Jalan Esau Sesa dekat Markas Brimob Detasemen C Manokwari terjadi tabrak lari yang melukai warga setempat.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Wachyono, Kamis di Jayapura, mengatakan, saat kecelakaan, penabrak yang belum diketahui identitasnya berlari ke permukiman yang sebagian besar dihuni anggota Brimob.

Pada saat bersamaan tiga anggota Brimob berpakaian sipil berada di lokasi kecelakaan. Mereka berusaha menolong korban. Namun, warga setempat malah mengira mereka penabrak sehingga mengejarnya.

Ketiga anggota berlari ke arah Markas Brimob Detasemen C dan menuju ke tempat tinggal mereka. Belasan warga yang mengejar malah menganiaya mereka hingga dua anggota terluka akibat dianiaya warga.

Tak lama, sekitar 10 anggota brimob turun dari markas sambil membawa senjata api dan melepaskan serentetan tembakan. ”Anggota keluarkan tembakan untuk pertahankan diri,” ujar Wachyono.

Tembakan mengenai kaki salah seorang warga yang bernama Naftali Kwan (30). Korban kemudian tewas di RS Umum Daerah Manokwari karena kehabisan darah.

Kamis pagi, seorang warga di dekat Markas Brimob, Septinus Kwan (28), meninggal dengan luka memar. Kematian Septinus kian memicu emosi sekitar 100 sanak keluarga dan kerabatnya.

Memalang jalan

Kemarin siang, massa memalang jalan-jalan di Manokwari. Warga mengarak jenazah Naftali Kwan dari rumahnya di Jalan Baru, dekat Hotel Papua Forest, sejauh lima kilometer menuju Kantor Bupati Manokwari.

Tetua kerabat korban, Melkianus Mandacan, mendesak polisi agar bertanggung jawab atas kematian Naftali dan Septinus.

Selain itu, massa meminta anggota Brimob yang terlibat ditindak tegas dan harus dipindahkan dari Manokwari. Warga asli setempat itu bahkan menuntut dikembalikannya tanah lokasi Markas Brimob di Sowi.

(ICH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com