KOMPAS.com - Berita kematian Afif Maulana (13), siswa SMP di Padang, Sumatera Barat, jadi sorotan pembaca.
Afif diduga tewas usai disiksa oknum aparat kepolisian. Sejumlah lembaga pun menyoroti kasus tersebut dan mengungkap adanya kejanggalan kematian korban.
Sementara itu, kasus kematian seorang balita perempuan berinisial AF (4) di Dusun Mbabakan, Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, juga menyita perhatian.
Aparat kepolisian menemukan jenazah korban terkubur di samping rumahnya sendiri. Dugaan kuat korban dibunuh kedua orangtuanya.
Berikut ini berita populer regional selengkapnya:
Aparat kepolisian di Padang membantah Afif tewas karena disiksa anggota polisi.
Hal itu dijelaskan usai polisi memeriksa 39 personel yang terlibat dalam insiden pembubaran tawuran dan berujung kematian Afif.
Sementara itu, tim advokat LBH Padang dan pihak keluarga korban yang meyakini Afif mengalami penyiksaan sebelum meninggal.
“Dekat perut yang hijau. Kayak jejak sepatu. Jejak sepatu ditendang. Terus tangan ini kan di sini habis kena kayak pukul… Terus ada di bagian belakang sini. Itu menguatkan keluarga bahwa ada tindak penyiksaan,“ kata Anggun kepada wartawan Halbert Chaniago yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Baca berita selengkapnya: "Justice For Afif..."
Polisi menduga balita AF tewas karena dibunuh. Hal itu berdasar sejumlah luka di sekujur tubuh dan bekas hantaman benda tumpul.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor (Polres) Kediri Ajun Komisaris Polisi (AKP) Fauzy Pratama mengungkapkan, pembunuhan diduga dilakukan orangtua korban yakni NA (26) dan T (23).
Namun sampai Selasa (25/6/2024) malam, polisi belum menetapkan tersangka lantaran masih melakukan penyelidikan.
"Dua-duanya (diduga) ada peranan masing-masing. Untuk skala mana yang menyebabkan kematian masih dalam penyelidikan," kata Fauzy, Selasa (25/6/2024).
Baca berita selengkapnya: Balita yang Tewas Terkubur di Samping Rumahnya Pernah Lari ke Tetangga untuk Minta Tolong