Saat itu, Rusli ketakuatan dan mengaku sedang terancam.
"Ancamannya bahwa saya akan dibunuh, itu yang dia bahasakan ke temannya atas nama Emang," tuturnya.
Selang beberapa menit kemudian, Rusli ditembak dan mobil yang dikendarainya dibakar.
Selain harus menanggung kesedihan yang mendalam, keluarga korban juga harus membayar Rp 58 juta untuk memulangkan jenazah ke kampung halaman.
Uang tersebut disebut sebagai biaya pengiriman jenazah saat berada di bandara.
Akibatnya proses pemulangan jenazah korban sempat tertunda lantaran pihak keluarga harus patungan hingga berhasil mengumpulkan uang puluhan juta tersebut.
"Kami sekeluarga harus patungan untuk membayar biaya pemulangan jenazah sebanyak lima puluh delapan juta rupiah di bandara Papua," kata Diana, keluarga korban yang dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan singkat, Jumat (14/6/2024).
Baca juga: KKB Tembak dan Bakar Jasad Sopir di Paniai
Pihak keluarga awalnya kaget saat dimintai biaya pengirimanjenazah korban lantaran peristiwa yang dialami oleh korban merupakan kejadian luar biasa.
Rusli sendiri selama hidupnya dikenal sebagai sosok pendiam dan kerap berbagi kepada orang yang dikenalnya.
Pekerjaannya sebagai sopir angkot di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan tak mencukupi kebutuhan hidup istri dan dua anaknya.
Hingga Rusli memutuskan mengadu nasib di Kabupaten Paniai, Papua Tengah sebulan yang lalu dan nyawanya harus berakhir di tangan KKB Papua.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dhias Suwandi, Tatang Guritno, Phytag Kurniati | Editor: Aloysius Gonsaga AE, Aryo Putranto Saptohutomo, Phytag Kurniati), Tribunnews.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.