Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Sopir Angkot di Paniai Papua Tengah yang Meninggal Ditembak oleh KKB, Baru Sebulan Merantau

Kompas.com - 14/06/2024, 19:29 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Rusli (40), sopir angkot di Kampung Timida, Distrik Paniai Timur, Kabupaten , Papua Tengah, tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Selasa (11/6/2024) siang.

Selain itu, KKB juga membakar jenazah korban di dalam sebuah mobil.

Korban tercatat sebagai warga Bulusibatang, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Kepala Operasi Damai Cartenz-2024, Kombes Faizal Ramadhani menuturkan, kelompok yang menembak Rusli adalah KKB pimpinan Undinus Kogoya.

Jasad Rusli ditemukan pada pukul 13.30 WIT oleh warga yang datang dari arah Kampung Enarotali, Kabupaten Paniai, Papua Tengah yang akan pergi menuju Kampung Kopo, Distrik Paniai Timur, Papua Tengah.

Baca juga: Keluarga Korban Penembakan KKB Papua Mengeluh, Harus Bayar Rp 58 Juta untuk Pulangkan Jenazah ke Sulsel

Saat itu, warga melihat ada satu unit mobil berada di pinggir jalan dalam keadaan terbakar. Mereka pun menemukan jenazah Rusi sudah dalam keadaan tersungkur di dalam mobil.

Tak lama terdengar bunyi suara tembakan dan terlihat sekelompok anggota KKB yang berjumlah 10 orang keluar dari alang-alang pinggir jalan.

Kelompok tersebut membawa senjata api laras panjang. Warga yang ketakutan langsung kembali ke arah kampungnya yang ada di Enarotali.

Setelah menerima laporan, anggota Satgas Ops Damai Cartenz-2024 dan Brimob Batalyon C Polda Papua bergegas ke tempat kejadian perkara (TKP).

Lalu jasad korban dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Paniai menggunakan pesawat Reven PK-RVV.

Baca juga: Kronologi Sopir Angkot Meninggal Usai Ditembak KKB di Papua Tengah

Baru sebulan merantau ke Papua Tengah

Rusli merupakan warga Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Korban tewas meninggalkan seorang istri dan dua anak perempuan. Teman Rusli, Hamka mengatakan, korban baru sebulan merantau ke Papua Tengah.

Sebelumnya korban bekerja sebagai sopir angkot di Jeneponto, tapi terpaksa merantau untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Korban dikenal sebagai sosok yang dermawan dan pendiam.

"Setiap dia (Rusli) pulang merantau dari sedikit rezeki dia dapat dari perantauan tidak lupa menyumbangkan ke masjid dan orang-orang tidak mampu," paparnya, Rabu (12/6/2024).

Baca juga: Jasad Sopir yang Ditembak KKB Diterbangkan ke Timika

Hamka sempat bekerja bersama Rusli menjadi sopir di Jayapura.

"Saya beberapa tahun pernah bersama dia, baik sekali, kalaupun dia mau ngobrol nanti dia ngomong pas ada hal penting saja," terangnya.

Hamka tak menyangka Rusli menjadi korban salah tembak KKB saat bekerja.

"Betul-betul kita merasa kehilangan, kami tidak menyangka orang sebaik dia dapat musibah seperti itu," kata dia.

Sementara itu, Kepala Desa Bulusibatang, Faisal Wahidin, mengatakan istri korban masih terdaftar sebagai warga Jeneponto.

"Kalau istrinya aslinya memang wargaku di Dusun Allu Loe, suaminya (Rusli) asli Desa Kareloe," tukasnya.

Baca juga: TNI Kejar KKB yang Tembak Sopir Angkot di Paniai

Korban dan istrinya kemudian pindah ke Kabupaten Gowa, Sulsel. Selang beberapa tahun, korban merantau sendirian ke Papua Tengah.

"Cuma dia tinggal di Pallangga di Gowa, suaminya berangkat, istri dan anaknya tinggal di Gowa," kata dia.

Sementara itu Kepala Dusun Pabaeng-baeng, Hendrik (37), membenarkan Rusli merupakan warganya yang merantau ke Papua Tengah.

Diduga Rusli menjadi korban salah tembak lantaran terlihat seperti aparat keamanan.

"Kemungkinan dikira intel karena model potongan rambutnya (model cepak)," paparnya, Rabu (12/6/2024).

Postur tubuh korban juga tinggi dan berisi sehingga terlihat seperti anggota Polri atau TNI.

"Memang model rambutnya sering begitu," jelas dia.

Baca juga: Satgas Cartenz Sebut KKB yang Tembak dan Bakar Sopir di Paniai Kelompok Undinus Kogoya

Sebelum ditembak, korban sempat berpapasan dengan temannya sesama sopir bernama Emang.

"Emang dan Rusli sempat berlawanan arah (papasan) lalu tidak lama kemudian Rusli (korban) menelepon Emang," kata dia.

Saat itu, Rusli ketakuatan dan mengaku sedang terancam.

"Ancamannya bahwa saya akan dibunuh, itu yang dia bahasakan ke temannya atas nama Emang," tuturnya.

Selang beberapa menit kemudian, Rusli ditembak dan mobil yang dikendarainya dibakar.

Keluarga bayar Rp 58 juta

KUITANSI PEMBAYARAN: Keluarga korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua memperlihatkan kuitansi pembayaran pemulangan jenazah ke Sulawesi Selatan, Jumat (14/6/2024).KOMPAS.COM/ABDUL HAQ YAHYA MAULANA T. KUITANSI PEMBAYARAN: Keluarga korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua memperlihatkan kuitansi pembayaran pemulangan jenazah ke Sulawesi Selatan, Jumat (14/6/2024).
Selain harus menanggung kesedihan yang mendalam, keluarga korban juga harus membayar Rp 58 juta untuk memulangkan jenazah ke kampung halaman.

Uang tersebut disebut sebagai biaya pengiriman jenazah saat berada di bandara.

Akibatnya proses pemulangan jenazah korban sempat tertunda lantaran pihak keluarga harus patungan hingga berhasil mengumpulkan uang puluhan juta tersebut.

"Kami sekeluarga harus patungan untuk membayar biaya pemulangan jenazah sebanyak lima puluh delapan juta rupiah di bandara Papua," kata Diana, keluarga korban yang dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan singkat, Jumat (14/6/2024).

Baca juga: KKB Tembak dan Bakar Jasad Sopir di Paniai

Pihak keluarga awalnya kaget saat dimintai biaya pengirimanjenazah korban lantaran peristiwa yang dialami oleh korban merupakan kejadian luar biasa.

Rusli sendiri selama hidupnya dikenal sebagai sosok pendiam dan kerap berbagi kepada orang yang dikenalnya.

Pekerjaannya sebagai sopir angkot di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan tak mencukupi kebutuhan hidup istri dan dua anaknya.

Hingga Rusli memutuskan mengadu nasib di Kabupaten Paniai, Papua Tengah sebulan yang lalu dan nyawanya harus berakhir di tangan KKB Papua.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dhias Suwandi, Tatang Guritno, Phytag Kurniati | Editor: Aloysius Gonsaga AE, Aryo Putranto Saptohutomo, Phytag Kurniati), Tribunnews.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com