Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopi di Sumsel Tembus Rp 130.000 Per Kg, Pengusaha Kedai di Palembang Pilih Tak Naikkan Harga

Kompas.com - 13/06/2024, 16:38 WIB
Aji YK Putra,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com- Harga kopi asal Sumatera Selatan dengan kualitas premium atau petik merah saat ini telah menyentuh di harga Rp 130.000 per kilogram. Sedangkan untuk kualitas asalan seharga Rp 72.000 per kilogram.

Kenaikan harga kopi itu pun telah berlangsung hampir satu tahun belakangan karena tingginya permintaan dari para konsumen.

Dengan kenaikan tersebut, para pengusaha kopi di Palembang memutar otak agar tidak ditinggalkan konsumen lantaran harga di kedai mereka tetap stabil.

Baca juga: Cerita Paijo Madin Memberdayakan Para Petani Kopi di Lereng Merbabu

Owner Kopi Diego, Yudha misalnya. Sejak harga kopi naik, ia pun menyiasatinya dengan mencari pemasok lain dengan harga yang terbilang wajar agar kedainya tetap dapat eksis melayani pelanggan tanpa menaikkan harga.

Hampir satu terakhir, Yudha pun mengaku mengambil kopi dari luar Sumatera Selatan dengan harga yang masih terjangkau untuk tetap mendapatkan keuntungan meskipun sedikit.

"Kalau sekarang kami cari pemasok dari luar Jawa, karena harganya masih masuk akal. Kalau kopi Sumsel agak sulit, karena sudah mencapai Rp 130.000 per kilo dan itupun kemungkinan akan naik lagi tahun ini," kata Yudha kepada KOMPAS.com, Kamis (13/6/2024).

Untuk satu gelas kopi, kedai Kopi Diego mematok harga Rp 25.000.

Harga itu masih terbilang wajar masih dapat menjangkau kantong para konsumen mulai dari mahasiswa sampai pekerja untuk menikmati segelas kopi di kedai tersebut meskipun ada kenaikan harga.

"Komposisi (kopi) tetap sama, tidak ada pengurangan meskipun harga bahan baku naik. Karena bila rasanya berbeda, otomatis konsumen akan meninggalkan kita. Idealnya sekarang satu cangkir itu Rp 28.000, tapi kami tidak naikan karena jelas pelanggan akan mengeluh," ujarnya.

Baca juga: Cerita Petani Kopi Sistem Pagar di Lampung, Panen Meningkat 3 Kali Lipat

Selain mencari pengepul kopi yang murah, Yudha pun menggunakan strategi subsidi silang dengan menu makanan yang disajikan sebagai upaya menekan kerugian.

"Walaupun memang lebih banyak kopi, makanan juga dapat menutupi ongkos produksi," ungkapnya.

 

Terpisah, Head Roster Gerai Hutan Coffee Roaster, Reza Fada menjelaskan, kenaikan kopi harga kopi sudah berlangsung sejak November 2023.

Sebelumnya, harga green bean (biji kopi) yang belum dipanggang jenis Arabika adalah Rp 90.000 per kilogram.

Sedangkan untuk green bean robusta asalan Rp 30.000 dan premium Rp 40.000 per kilogram serta fine robusta Rp 55.000 per kilogram.

Baca juga: Bacha Coffee Hadir di Jakarta, Bisa Nikmati Lebih dari 200 Jenis Kopi

Namun, pada tahun ini harga green bean arabika sudah mencapai Rp 130.000 sampai Rp 180.000 per kilogram. Sementara robusta Rp 75.000 sampai Rp 120.000 per kilogram.

"Untuk Arabika yang sudah di-roasting (dipanggang) per kilogram sekarang sudah Rp 300.000 dan Robusta Rp 160.000 per kilogram," kata Reza.

Reza menjelaskan, kenaikan harga kopi terjadi hampir di seluruh dunia lantaran Brazil sebagai negara penghasil menutup ekspor karena gagal panen akibat diterpa badai.

"Karena banyak negara yang gagal panen, membuat harga kopi di Sumsel menjadi naik. Bahkan di dunia juga, sebab Brasil juga menutup ekspor," jelas Reza.

Baca juga: Menilik Sulitnya Regenerasi Petani Kopi, Apa Solusinya?

Ditutupnya ekspor kopi ini ternyata berdampak pada pabrik kopi sachet yang ada di sejumlah wilayah. Mereka bahkan dapat menampung kopi petani dengan harga tinggi.

"Pabrik menampung kopi asalan petani di harga Rp 60.000 sampai Rp 70.000 per kilogram. Sehingga, tengkulak kopi kebanyakan menjual ke pabrik," ungkap Reza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com