Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keracunan Massal Setelah Arisan di Semarang, Korban dan Pihak Katering Akhirnya Mediasi

Kompas.com - 07/06/2024, 18:32 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


SEMARANG, KOMPAS.com - Sebanyak 20 warga Tandang, RT 006 RW 010, Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari Semarang, Jawa Tengah (Jateng), keracunan massal.

Kapolsek Candisari Polrestabes Semarang Iptu Handri Kristanto mengatakan, saat ini antara korban dan pihak katering sudah melakukan mediasi.

"Namun, hasil mediasi kami belum tahu karena anak dari (pemilik) katering juga sakit (keracunan)," kata Handri, saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (7/6/2024).

Dia mengatakan, pihak ketering dari awal sudah aktif berkomunikasi dengan para korban karena rumahnya berada di lingkungan yang sama.

Baca juga: 20 Warga Candisari Semarang Keracunan Usai Santap Piscok dan Mi Goreng Saat Arisan

"Iya, tetangga itu," kata dia.

Hal itulah yang membuat warga saat itu tidak melaporkan kejadian keracunan massal tersebut kepada pihak kepolisian.

"Makannya kenapa warga itu tidak melaporkan ke polisi karena masih satu lingkup semuanya dan sudah ada langkah mediasi itu," papar dia.

Kronologi

Ketua RT 006 RW 010 Kelurahan Jomblang, Ani Sulistyowati mengatakan, ada 85 warga yang mengikuti arisan di rumah salah satu warga, pada Minggu (2/6/2024).

"Ada 20 yang masuk rumah sakit," kata Ani, saat ditemui di rumahnya.

Infomasi yang dia terima sudah ada 5 warga yang saat ini sudah diperbolehkan pulang ke rumah.

"Yang masih dirawat berarti 15 orang," papar dia.

Dia menuturkan, sebagian warga masuk rumah sakit, Senin sore.

Selebihnya, warga masuk rumah sakit pada Selasa (4/6/2024).

Baca juga: PKB Targetkan Wakil Wali Kota di Pilkada Kota Semarang

"Ada yang masuk Senin ada yang Selasa," papar dia.

Sementara itu, Ari Yuniarti, tuan rumah arisan mengaku pesan makanan katering. Saat itu, dia pesan piscok dan mi goreng kepada perempuan bernama Eni.

"Mi gorengnya itu diduga mengandung bakterinya atau apa," ungkap dia.

Hal itu membuat warga yang mengonsumsi makanan katering tersebut menjadi sakit perut dan diare hingga dilarikan ke rumah sakit.

"Masih menunggu hasil lab hasilnya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com