Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Yogyakarta Bisa Olah Sampah di TPA Piyungan, 200 Ton Sampah Minggu Ini

Kompas.com - 03/06/2024, 15:27 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto memastikan, pengolahan sampah di Piyungan dapat berjalan minggu depan, pasca adanya penolakan dari warga sekitar.

Sugeng menjelaskan dirinya sudah melakukan komunikasi dengan lurah setempat.

Dari pertemuan tersebut diputuskan, lokasi yang akan digunakan Pemkot untuk mengolah sampah dapat digunakan minggu depan.

Baca juga: Komitmen Pemkot Yogyakarta dan Penanganan Persoalan Sampah...

“Saya dengan pak Lurah kemarin hari Sabtu, pak Lurah berjanji bahwa minggu ini sudah berjalan. Konsepnya kami tidak membuang sampah tapi mengolah sampah,” ujar Sugeng saat dihubungi, Senin (3/6/2024).

Sugeng menjelaskan lokasi yang digunakan untuk pengolahan sampah oleh Pemkot Yogyakarta ini mendapatkan pinjaman dari Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X berupa tanah Sultan Ground (SG) sebesar 2.500 meter.

“Untuk tempatnya itu sendiri kan diparingi (diberi) dari pak Gubernur yang 2.500 tanah SG. Jadi tidak buang sampah tapi mengelola sampah,” kata dia.

Lanjut Sugeng, seharusnya lokasi ini seharusnya sudah digunakan untuk pengolahan sampah namun adanya penolakan dari warga membutuhkan waktu Pemkot Yogyakarta untuk melakukan komunikasi kembali.

“Masyarakatkan perlu dimong kabeh (dirangkul semua). Tapi Insyaallah minggu ini bisa berjalan sesuai rencana. Makanya kami kemarin juga sudah turun ke kelurahan untuk mengkondisikan agar semua bisa terkondisi,” beber Sugeng.

Sugeng menjelaskan lokasi ini nantinya akan mengolah sampah sama seperti di tiga lokasi TPST 3R lainnya.

“Intinya yang akan kami lakukan sama dengan di Nitikan, Kranon dan Karangmiri jadi disitu tidak ada sampah menumpuk dan mencemari lingkungan atau meresahkan masyarakat,” ungkapnya.

Lanjut dia, jika lokasi ini sudah berjalan mengolah sampah, maka sampah Kota Yogyakarta sebesar 200 ton sampah per hari dapat selesai diolah.

“Kalau minggu ini jalan 200 ton per hari sampah kota bisa aman dan tidak terjadi timbunan. Kalau bersih sekali di depo tidak mungkin, minimal tidak muntuk-muntuk (menumpuk),” jelas dia.

Menurut dia, tumpukan sampah di depo-depo ini memang belum terkelola sebelum ketiga TPST 3R di Kota Yogyakarta beroperasi secara penuh.

Baca juga: Pj Wali Kota Yogyakarta Janji Tuntaskan Tumpukan Sampah di Depo pada Akhir Juni

Sebelumnya, desentralisasi sampah sudah mulai diterapkan. Pemerintah Kota Yogyakarta bakal berkomunikasi lagi dengan warga Padukuhan Banyakan 3, Kalurahan Sitimulyo, Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk membahas pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).

Seperti diketahui warga Kalurahan Sitimulyo, Piyungan, Bantul menolak pembangunan pengolahan sampah oleh Pemerintah Kota Yogyakarta yang dijadikan Refuse Derived Fuel (RDF).

“Itu yang kemudian kita lakukan komunikasi lebih intens lagi ya, penjelasan lebih detail lagi (kepada warga setempat),” ujar Singgih saat ditemui di Balai Kota Yogyakarta, Kamis (2/5/2024).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com