Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Semua Rencana Telah Dijalankan, Pemkab Blora Optimistis Prevalensi Stunting Jadi 14 Persen pada 2024

Kompas.com - 30/05/2024, 21:01 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wakil Bupati (Wabup) Blora Tri Yuli Setyawati mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora tetap optimistis prevalensi stunting bisa turun hingga 14 persen pada 2024.

“Untuk target kami pada 2024 itu di angka 14 persen dan Insya Allah kami sangat meyakini,” ungkapnya dalam siaran pers, Kamis (30/5/2024).

Dia mengatakan itu saat memaparkan kinerja Pemkab Blora dalam pelaksanaan 8 Aksi Konferensi Penurunan Stunting Tahun 2024 di Hotel Wujil, Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (28/5/2024) hingga Kamis.

Wabup yang akrab disapa Mbak Etik itu mengatakan, keyakinan tersebut didasari berbagai hal, seperti meningkatnya kehadiran balita dan baduta di penimbangan, termasuk identifikasi calon pengantin di semua desa dan kelurahan yang ada.  

Selain itu, penimbangan serentak pada Februari menunjukkan, kehadiran balita dan baduta yang melakukan penimbangan atau (D/S) meningkat hingga 91,2 persen. 

Baca juga: Bupati Blora: Pembangunan Ruas Jalan Jepon-Bogorejo Senilai Rp 6,48 Miliar

“Kami bisa mengantisipasi sejak awal dan bisa melihat dengan lebih mudah apakah ada kasus baru atau tidak,” ujarnya dalam siaran pers.

Dia juga memaparkan, data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2023, prevalensi stunting di Kabupaten Blora mencapai 21,2 persen. 

Persentase tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan pada 2022, yakni prevalensi stunting Kabupaten Blora mencapai 25,83 persen.  

Mba Etik menambahkan, semua kegiatan yang dilakukan Pemkab Blora dalam menangani stunting telah dilaksanakan sesuai dengan rencana kegiatan.

Kegiatan-kegiatan itu, seperti Rembug Stunting di kabupaten, kecamatan, Kelurahan, dan desa. 

Ada pula pembinaan kader pembangunan masyarakat yang dilakukan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD).

Baca juga: Bupati Blora: Pembangunan Ruas Jalan Jepon-Bogorejo Senilai Rp 6,48 Miliar

Kegiatan lainnya adalah Pembinaan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) yang dilakukan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (KB) yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan.

Ada juga pembinaan Tim Percepatan Penanganan Stunting (TTPS) Kecamatan, Kelurahan, dan Desa, serta Pembinaan Kader Posyandu. 

“Selain itu, kami juga menggandeng tanggung jawab sosial masyarakat (CSR) untuk membantu pembangunan jamban di Kecamatan Todanan,” jelas Ketua Tim Penilai TPPS Blora itu.

Pada kesempatan itu, Mbak Etik juga juga memaparkan praktik baik Kabupaten Blora yang mendapatkan penghargaan Desa Bebas Stunting Award dalam rangka stunting yaitu Gerakan Makan Sebutir Telur (Gemati Lur) kepada Tim Penilai TPPS Provinsi.

“Praktik baik yang sudah dilakukan di Kabupaten Blora dalam rangka penurunan stunting adalah Gerakan Makan Sebutir Telur (Gemati Lur),” katanya. 

Baca juga: Bangowan Masuk 50 Besar Desa Wisata Terbaik di Indonesia, Bupati Blora: Terus Gali Potensi Lokal

Mbak Etik mengatakan, Gerakan Makan Sehari Satu Telur untuk Balita salah satunya digelar di Desa Kecamatan Kedungtuban.

Kegiatan itu dilengkapi dengan pelatihan memasak berbagai macam olahan telur agar balita tidak bosan. 

“Alhamdulilah, dengan kegiatan ini, kami menerima penghargaan Desa Bebas Stunting Award,” ujatnya.

Komitmen turunkan stunting

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kabupaten Blora Mahbub Djunaidi mengatkaan, Pemkab Blora berkomitmen mencapai target penurunan stunting pada 2024 dan didukung dana desa. 

Selain itu, Pemkab Blora juga melakukan identifikasi terhadap calon pengantin (catin) di semua desa dan kelurahan melalui KUA dan memberikan pembinaan perkawinan sehingga stunting bisa ditekan dari awal.

Baca juga: Kembalikan Kejayaan Petani Tebu, Bupati Blora Minta Pengurus Baru APTRI Jalin Sinergi

“Terkait target pada 2024, ini karena ada peraturan bupati (perbup) yang mengatur penggunaan dana desa untuk stunting sehingga kami optimistis bisa mencapai target pada 2024,” katanya. 

Mahbub mengatakan, pihaknya juga mengantisipasi catin dengan data by name by address bekerja sama dengan Kantor Urusan Agama (KUA) lebih awal.

“Nanti KUA dan puskesmas akan memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi. Jadi, sebelum mereka punya bayi, pemerintah sudah berikan pembinaan agar siap betul,” ujarnya. 

Selain itu, Pemkab Blora juga akan memberikan tablet tambah darah dan dikawal tim pendamping keluarga.

“Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Blora memastikan catin mengonsumsi tablet tersebut dan dilaporkan secara berkala, sehingga kami yakin mencapai target di 2024,” jelas Mahbub. 

Baca juga: Raih WTP 10 Kali Berturut-turut, Bupati Arief: Saya Persembahkan untuk Masyarakat Blora

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com