Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Perakitan Rumah Apung Dikeluhkan Mahal, Bupati Demak Bakal Tambah Anggaran

Kompas.com - 30/05/2024, 07:43 WIB
Nur Zaidi,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

DEMAK, KOMPAS.com - Rumah apung di Dukuh Timbulsloko yang dibangun sejak akhir 2023 itu sampai saat ini masih dalam tahap uji kelayakan. Rumah tersebut diperuntukan bagi warga yang terdampak banjir rob yang enggan direlokasi dan memilih bertahan.

Pilot project senilai Rp 50 juta itu sempat dikeluhkan calon penerima bantuan lantaran biaya perakitan yang cukup tinggi.

Baca juga: Pasar Apung 3 Ambon Dibongkar, Pedagang Keluhkan Tak Ada Tempat Berjualan

Menanggapi hal itu, Bupati Demak Eisti'anah mengatakan, masukan-masukan dari masyarakat akan menjadi evaluasi bagi pemerintah.

"Ini menjadi evaluasi kita, nanti InsyaAllah akan kita tambah (anggaran) bisa dua kali lipatnya," ujar Eisti'anah usai meninjau rumah apung di Dukuh Timbulsloko, Rabu (29/5/2024) malam.

Eisti'anah menerangkan, rumah apung diharapkan menjadi solusi masyarakat Dukuh Timbulsloko, Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung yang terdampak banjir rob namun enggan relokasi.

"Kami harapkan memang bukan untuk peninggian atau struktur fisik utuh karena kita berkejaran dengan air, khusus untuk Desa Timbulsloko ini kita anjurkan rumah apung," ungkapnya.

Sejauh ini prototipe rumah apung masih dalam tahap kajian oleh Dinperkim dan kerja sama dengan sejumlah akademisi.

Apabila ke depan dinilai layak huni Pemkab Demak akan memperbanyak unit dan menambah anggaran supaya masyarakat tidak terbebani.

"Kemarin kan kita mencoba Rp 50 juta, terus ada CSR dari NBI. Kemudian ada beberapa swadaya. Kita hitung-hitung sepertinya memang kurang nanti kita kaji lagi kita tambah lagi anggarannya untuk unit rumah," ungkapnya.

Pada kesempatan itu, Eisti'anah juga meminta agar hasil penelitian rumah dipercepat dari jadwal semula yang direncanakan bulan Juli 2024.

Pasalnya apabila hasil penelitian sesuai yang diharapkan, Pemkab Demak segera merealisasikan bangunan yang lebih banyak lagi.

"Kalau ketahanan kekuatan sampai dua puluh tahun, kalau bisa mungkin kita perbanyak," katanya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com