“Hoaks ini harus dilawan. Ini perang. Maka, semua tenaga kesehatan satukan persepsi agar bisa menjalankan tugas dengan baik,” ujar Soleman.
“Kepentingan melayani sangat penting, tidak bisa kepentingan pribadi yang diutamakan,” imbuhnya.
Dokter Agus, pimpinan RSUD Paniai, menyebut keberadaan tentara di tempat kerjanya merupakan instruksi Kementerian Kesehatan. Instruksi itu, kata Agus, keluar setelah otoritas kesehatan berkoordinasi dengan Panglima Kodam Cenderawasih, Mayjen Izak Pangemanan, terkait situasi keamanan di Paniai.
Baca juga: Penganiayaan oleh OTK di Paniai, Seorang Tukang Ojek Meninggal Dunia
“Karena ada nakes yang masih melayani, untuk memberikan rasa aman, akhirnya satgas gabungan TNI/Polri itu dikirim,” kata Agus.
“Mereka tugasnya untuk menjaga, bukan untuk apa-apa, untuk pendatang dan putra daerah.
“Kami takut KKB. Saya takut, semua takut KKB,” kata Agus menyebut istilah kelompok kriminal bersenjata yang digunakan pemerintah saat merujuk TPNPB.
Seiring peningkatan intensitas kontak tembak di Paniai, Agus meminta para dokter RSUD untuk bekerja di Puskesmas Enarotali. Tujuannya, kata dia, selain untuk menghilangkan keresahan para dokter tersebut, tapi juga untuk memastikan pelayanan medis tetap berjalan.
Agus berkata, penempatan aparat di RSUD Paniai adalah upaya mencegah pembakaran fasilitas kesehatan. Strategi itu, klaim dia, untuk mengantisipasi berulangnya pembakaran puskesmas di sejumlah daerah di Papua, yang dituduhkan kepada milisi pro-kemerdekaan.
Baca juga: Fakta Pembunuhan Danramil 04 Aradide: Dibunuh OPM, Kondisi Paniai Masih Kondusif
Alasan serupa dinyatakan Juru Bicara Kodam Cenderawasih, Letkol Candra Kurniawan. Dia membantah bahwa militer telah mengusir para pasien rawat inap. Candra membuat klaim, tentara datang ke RSUD Paniai justru karena permintaan tenaga medis yang takut kepada TPNPB.
Namun, sebagaimana tuntutan para tenaga kerja yang berkumpul di depan RSUD Paniai, Senin lalu, Agus menyebut sebagian pegawai rumah sakit “risih dengan kedatangan tentara dan polisi”.
Sebagai jalan tengah, dalam forum musyawarah Senin pagi lalu, Agus meminta pemerintah mengerahkan Satpol PP untuk berjaga di dalam lingkungan RSUD. Forum itu menyepakati, tentara dan polisi akan keluar dari rumah sakit itu. Mereka dipindahkan ke gedung Perpustakaan Daerah.
Sebby Sambom, juru bicara TPNPB yang berada di Papua Nugini, menyanggah tuduhan institusi militer dan kepolisian. Dia menyebut tuduhan bahwa milisi pro-kemerdekaan akan membakar RSUD Paniai tidak benar.
Sebaliknya, kata Sebby, pihak aparat keamananlah yang telah melanggar hukum humaniter internasional dalam pengambilalihan rumah sakit tersebut.
“TNI melakukan pembohongan publik. Kami tidak ada rencana seperti itu,” ujarnya.
Sebby membuat klaim, pihaknya hanya mengincar aparat keamanan dalam konflik bersenjata di Papua. Dia berkata, TNI/Polri harus meninggalkan lingkungan warga sipil agar kontak tembak tidak menyasar warga.
Dalam berbagai peristiwa, Sebby menyebut milisi pro-kemerdekaan menyerang fasilitas pendidikan dan kesehatan yang digunakan aparat militer dan kepolisian sebagai pos. Ini bertentangan dengan yang dia sampaikan kepada BBC News Indonesia terkait RSUD Paniai.
Baca juga: Sosok Letda Oktavianus Danramil Aradide yang Gugur Ditembak OPM Paniai, Dikenal Pengayom Masyarakat
Eskalasi kontak tembak di Paniai meningkat sejak TPNPB membunuh Komandan Koramil Aradide, Letnan Dua Oktavianus Sogalrey, awal April lalu. Dia tewas dalam serangan mendadak oleh milisi TPNPB di Jalan Trans Paniai-Intan Jaya.
Sebelum kematiannya, Oktavianus tengah mengendarai sepeda motor seorang diri. Milisi TPNPB yang bersembunyi di semak belukar kemudian menyerangnya dengan tembakan dan senjata tajam.
TPNPB menyebut pembunuhan Sogalrey adalah pembalasan mereka atas aksi aparat militer yang membunuh pimpinan milisi pro-kemerdekaan, Abubakar Kagoya di Tembagapura, Mimika.
Sekitar sebulan setelah kejadian itu, kepolisian menangkap laki-laki bernama Anan Nawipa, yang mereka tuduh sebagai anggota TPNPB pelaku pembunuhan Sogalrey.
Baca juga: Pergi Seorang Diri, Danramil di Paniai Gugur Ditembak KKB
Namun pimpinan TPNPB, Matius Gobay, menyebut Anan sebagai korban salah tangkap. “Dia orang tidak berdosa,” ujarnya.