KOMPAS.com - Tiga juru parkir menganiaya pengemudi ojek online (ojol) di Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (23/5/2024).
Insiden ini berawal dari korban dimintai parkir dan memberikan uang Rp 1.000.
Selain itu, Kartini (48), ibu Pegi Setiawan mengunjungi anaknya yang ditangkap polisi terkait kasus Vina Cirebon.
Pegi alias Perong ditangkap diduga pembunuh Vina pada tahun 2016 lalu.
Dua berita tersebut menjadi perhatian banyak pembaca Kompas.com. Berikut ini lima berita populer Nusantara yang dirangkum pada Jumat (24/5/2024).
Baca juga: Bayar Parkir Rp 1.000, Pengemudi Ojol Dikeroyok Juru Parkir di Pekanbaru
Tiga juru parkir yang mengeroyok ojol bernama Hendrianto (34) ditangkap polisi.
Sementara korban mengalami luka-luka dan dilarikan ke klinik terdekat.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polresta Pekanbaru Kompol Bery Juana Putra mengatakan, korban bernama Hendrianto (34).
"Korban awalnya mengambil orderan di sebuah toko. Saat keluar, korban dimintai uang parkir oleh seorang juru parkir. Korban kemudian memberikan uang Rp 1.000 dan meminta kepada tukang parkir pertama untuk tidak dimintai lagi uang parkir oleh juru parkir kedua," kata Bery, kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Kamis malam.
Setelah itu, lanjut dia, tiba-tiba datang tukang parkir kedua yang langsung marah dan membenturkan kepalanya ke muka korban.
Tak hanya itu, pelaku juga menampar wajah korban dengan kedua tangan sebanyak tiga kali. Korban pun melawan dengan mencoba memukul, namun tidak mengenai pelaku.
"Setelah itu, tukang parkir pertama mengambil kayu dan memukul kepala bagian kanan korban hingga berdarah," sebut Bery.
Baca juga: Kunjungi Pegi, Sang Ibu: Jika Tidak Melakukan, Jangan Katakan Iya meski Wajahmu sampai Bonyok
Kartini, ibu Pegi menyambangi anaknya di Polda Jabar pada Rabu (22/5/2024) atau sehari setelah penangkapan.
Dia tak kuasa menahan haru saat bertemu Pegi dan ia memberikan pesan menguatkan kepada Pegi agar tetap teguh dalam pendirian.
"Ya, kemarin saya mengunjungi anak kandung saya Pegi Setiawan setelah mendapat kabar dari Ibu Yanti (majikan sekaligus kuasa hukum Pegi) bahwa anak saya ditangkap polisi," ujar Kartini saat diwawancarai di kantor kuasa hukum Pegi di Desa Kepongpongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Kamis (23/5/2024).
Ibunya juga mengingatkan Pegi untuk selalu berkata jujur sesuai dengan apa yang dialaminya.
"Jika memang kamu tidak melakukan perbuatan itu, walaupun dipaksa untuk mengaku, jangan sampai mengatakan iya. Meskipun wajahmu sampai bonyok atau bahkan sampai mati," ucapnya.
Kartini bercerita, saat bertemu, Pegi sempat menyampaikan permintaan maaf dan mengungkapkan akan kemungkinan pertemuan terakhir mereka.
Kepada ibunya, Pegi mengaku dirinya hanya menjadi korban dari kepentingan pihak-pihak tertentu.
Baca juga: UKT Mahal, Siti Mundur dari Universitas Riau, Pihak Kampus Berdalih
Calon mahasiswa baru bernama Siti Aisyah memilih mengundurkan diri setelah diterima berkuliah di Universitas Riau.
Siti mundur karena orangtuanya tidak mampu membayar uang kuliah tunggal (UKT) yang dirasa mahal.
Padahal Siti diterima melalui Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).
Namun, ia belakangan diketahui, dia harus membayar UKT golongan V sebesar Rp 4,8 juta per semester.
Siti yang tidak sanggup membayar biaya tersebut lalu memilih mundur.
Terkait persoalan ini, Universitas Riau pun buka suara.melalui Wakil Rektor IV Sofyan Husein Siregar.
Sofyan menyampaikan, atas perintah Rektor, tim UKT menghubungi Siti pada Kamis (23/5/2024), guna melakukan verifikasi ulang terhadap kondisi ekonomi keluarganya.
"Ternyata orangtua Siti bekerja sebagai buruh sawit. Bukan petani sawit seperti yang dilaporkan Siti saat mendaftar ulang secara online," kata Sofyan melalui keterangan tertulis, Jumat (24/5/2024).
Karena itu, ungkap dia, Universitas Riau kemudian merevisi atau menurunkan UKT-nya dari Rp 4,8 juta per semester (UKT V) menjadi Rp 1 juta (UKT II).
Namun, Sofyan menyebut Siti memilih untuk kuliah di Universitas Pasir Pengaraian (UPP) di Rohul.
"Siti lebih memilih kuliah di Universitas Pasir Pangaraian (UPP), dekat kampungnya, karena sudah memeroleh beasiswa dan ingin tetap dekat ayahnya," kilah Sofyan.
Baca juga: Ular Sanca Sepanjang 3 Meter Masuk Rumah Warga, Bersembunyi di Tumpukan Kayu
Tim Damkar Kabupaten Semarang berhasil mengevakuasi ular sepanjang tiga meter.
Ular jenis sanca kembang termasuk masuk ke rumah warga di Kalirejo, Kecamatan Ungaran Timur.
Komandan Regu B Posko Damkar Ungaran Mujiyanto mengatakan, ular masuk ke rumah milik Wahid.
"Ada laporan ular masuk ke rumah warga pada Kamis (23/5/2024) sekira pukul 20.30 WIB," kata Mujiyanto.
Ia menyebut, ular yang ditemukan ini termasuk berukuran besar.
"Ular diduga berasal dari kebun yang berada di sekitar rumah. Kalau untuk ukuran, ular sanca kembang yang dievakuasi ini terhitung besar, panjangnya tiga meter," kata Mujiyanto.
Baca juga: Baling-baling Pesawat Diduga Sisa PD II Ditemukan di Hutan Keerom, Diambil dengan Ritual Adat
Baling-baling pesawat diduga milik Polandia dan merupakan peninggalan perang dunia (PD) II ditemukan di hutan Kabupaten Keerom, Papua.
Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Yonif 122/Tombak Sakti Letkol Inf Dicky Apriyadi mengungkap, lokasi penemuan yakni hutan Intipapo yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat.
Hutan tersebut berada di wilayah perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini.
"Temuan bagian bangkai pesawat itu mulanya diungkap oleh warga kampung Amyu, Distrik Arso Timur," katanya Kamis (23/5/2024), seperti dikutip dari Antara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.