"Anaknya ini masih kecil, mana bisa jauh dari mamaknya. Gak memungkinkan kalau korban pergi ke hotel bawa anaknya, rumahnya aja di depan. Kalau pergi tentu saya tahu," ujarnya.
Selain itu, pernyataan Iwan yang menyebut jika korban semasa hidup tidak pernah memasak ketika suami pulang kerja juga ia bantah.
Ia mengungkap jika Risma saat memasak berada di rumah Nurida. Setelah masakan siap, Risma membawa ke rumah dan memberikan kepada suaminya.
Baca juga: Suami Bunuh Istri di Ciamis, Korban Dimutilasi
"Alasan masak di sini karena di rumahnya itu tidak ada dapur, tidak ada peralatan masak. Setiap hari Risma selalu masak di sini," timpanya.
Norida sangat menyayangkan kejahatan yang dilakukan pelaku.
Selama ini dia menganggap Iwan adalah menantu yang baik, namun justru telah menghilangkan nyawa anak kandungnya dengan ditusuk menggunakan sikat gigi di bagian leher.
Ayah korban, Kaisul mengaku terpukul dengan kematian anaknya, Risma.
"Pagi itu saya akui telah pergi kerja. Yang menemukan pertama kali kalau anak saya meninggal itu justru istri saya. Kemudian anak saya yang paling besar telepon suruh pulang," ujar Kaisul.
Pada malam hari sebelum kejadian, Kaisul bercerita putrinya baru saja menyelesaikan kerajinan tangan anyaman tikar pesanan milik orang.
"Inilah hasil ayaman tikar dia sama mamaknya sebelum meninggal. Ini pesanan orang upahnya aja belum ia terima tapi dia sudah meninggal duluan," ujarnya dengan mata yang berkaca-kaca.
Baca juga: Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul
Kaisul menyebut keseharian putri bungsunya itu yang selalu patuh, tidak pernah melawan, ataupun berkata kasar kepadanya.
Setiap hari putrinya selalu masak yang kemudian disajikan untuk makan malam bersama. Begitupula hasil masakannya itu dibawa pulang dan diberikan untuk suaminya.
"Saya akui Iwan ini baik orangnya. Terlepas dia (pelaku) sudah bunuh anak saya. Dia pandai cari duit apapun dia kerjakan. Kalau suami istri cekcok itu sudah biasa. Tapi bisa-bisanya sampai berniat bunuh anak saya," ujarnya.
Apabila anak menantunya bertengkar, ia selalu menasehati bukan ikut campur.
Bahkan Kaisul mengaku justru memarahi anaknya sendiri bukan menantunya.
"Tidak pernah ikut campur, hanya menasehati. Saya bilang malu bertengkar nanti dengar tetangga jadi bahan omongan. Karena namanya di kampung kalau ada keributan orang yang ada di ujung sana bisa ke sini, malah mendengarkan," ujarnya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Elhadif Putra | Editor: Pythag Kurniati), Tribun Batam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.