Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Grebeg Getuk di Magelang, Tradisi Tahunan yang Sempat Vakum

Kompas.com - 29/04/2024, 11:17 WIB
Egadia Birru,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com – Semarak Grebeg Getuk kembali hidup di Alun-alun Magelang. Tradisi Grebeg Getuk yang sempat vakum selama empat tahun itu membuat peringatan HUT Kota Magelang menjadi tak afdal. 

Apalagi Magelang dikenal sebagai "Kota Getuk". Pandemi Covid-19 jadi momok bagi berbagai agenda kebudayaan. Kegiatan yang mengundang massa ditiadakan, walau perlahan diperbolehkan dengan beberapa pembatasan.

Baca juga: Riuh Tradisi Grebeg Syawal Keraton Kanoman Cirebon, Doa untuk Dunia

Empat tahun bukan waktu sebentar menanti Grebeg Getuk. Selama itu, HUT Kota Magelang cuma dirayakan melalui upacara formal secara terbatas.

Keriuhan yang ada sejak Grebeg Getuk ditampilkan perdana pada 2006, berganti sunyi lagi muram.

Pada Minggu (28/4/2024), keriuhan memperingati HUT ke-1.118 Kota Magelang kembali muncul. Masyarakat menjubeli sepanjang Jalan Ahmad Yani sampai Alun-alun Magelang.

Maklum, empat gunungan getuk diarak dulu sebelum diperebutkan. Butuh ketangkasan untuk merenggut satu bungkus saja. Jika tidak, bersiaplah tak dapat apa-apa selain rasa sebal.

Zunairoh, misalnya, yang begitu cekatan mengambil berbungkus-bungkus getuk. Ia mengaku baru kali ini ikut Grebeg Getuk.

“Saya asyik menggambil sampai banyak getuk saya terjatuh. Ternyata sulit juga,” ucap warga Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang itu.

Ragam varian getuk yang tersaji dalam Grebeg Gethuk di Alun-alun Magelang, Minggu (28/4/2024).KOMPAS.com/Egadia Birru Ragam varian getuk yang tersaji dalam Grebeg Gethuk di Alun-alun Magelang, Minggu (28/4/2024).

Wali Kota Magelang, Muchamad Nur Aziz mengatakan, Grebeg Getuk merupakan wahana untuk menilik sejarah kota berikut penganannya. Selain itu, dia bilang, untuk menunjukkan identitas Magelang yang masih melestarikan budaya.

“Mesti ada kebaruan (konsep) setiap tahun. Mudah-mudahan banyak orang tertarik untuk nonton ke Kota Magelang,” cetusnya.

Getuk, sejarah dan identitas Magelang

Sejarah getuk tak lepas dari sejarah ketela pohon atau singkong. Umbi-umbian ini berasal dari Amerika Tengah. Pada abad ke-16, diperkirakan singkong mulai tersebar ke negara-negara tropis, termasuk nusantara.

Masa pendudukan Jepang (1942-1945), beras merupakan benda langka, sedangkan singkong banyak ditanam di rumah dan dijual di pasar.

Persebaran getuk di Magelang, konon merupakan temuan warga Desa Karet bernama Ali Mohtar. Ia mengolah singkong dengan cara dikukus, lalu dihaluskan dan dicampur dengan gula. Saat itu, untuk menghaluskan singkong menggunakan lesung yang ditumbuk oleh 4-6 orang.

Ternyata kudapan bikinan Ali Mohtar digemari banyak orang dan disebut getuk gondok. Nama gondok disematkan dari penyakit yang sedang diderita Ali Mohtar.

Grebeg Getuk, tutur seniman Gepeng Nugroho, berawal dari keinginan membuat kegiatan budaya yang lekat dengan identitas Magelang. Contohnya, ada sekaten yang lekat dengan Yogyakarta.

Halaman:


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 11 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 11 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Wanita Muda di Jambi Meninggal di Kosan, Sempat Terdengar Keributan

Wanita Muda di Jambi Meninggal di Kosan, Sempat Terdengar Keributan

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 11 Juni 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 11 Juni 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Detik-detik Api Melalap 14 Ruko di Pasar Sambas, Polisi: Kerusakan 100 Persen

Detik-detik Api Melalap 14 Ruko di Pasar Sambas, Polisi: Kerusakan 100 Persen

Regional
Caleg PKS Menang Gugatan di MK, Suara 83 TPS di Lombok Barat Harus Dihitung Ulang

Caleg PKS Menang Gugatan di MK, Suara 83 TPS di Lombok Barat Harus Dihitung Ulang

Regional
Perpanjangan Masa Jabatan 264 Kades di Blora Digelar Minggu Legi 'Tibo Rojo', Ini Maknanya

Perpanjangan Masa Jabatan 264 Kades di Blora Digelar Minggu Legi "Tibo Rojo", Ini Maknanya

Regional
14 Ruko di Pasar Sambas Terbakar, Sempat Terdengar Ledakan

14 Ruko di Pasar Sambas Terbakar, Sempat Terdengar Ledakan

Regional
Jelang Puncak Haji, Satu Jemaah Asal Demak Meninggal

Jelang Puncak Haji, Satu Jemaah Asal Demak Meninggal

Regional
Puluhan Karangan Bunga dari Pengusaha Rental Mobil Banjiri Mapolresta Pati

Puluhan Karangan Bunga dari Pengusaha Rental Mobil Banjiri Mapolresta Pati

Regional
Sejumlah Nama Ramaikan Bursa Pilkada Solo, Gibran: Warga Banyak Pilihan

Sejumlah Nama Ramaikan Bursa Pilkada Solo, Gibran: Warga Banyak Pilihan

Regional
Buntut Temuan Pungli Tahun Lalu, Ombudsman Jateng Buka Posko Pengawasan PPDB 2024

Buntut Temuan Pungli Tahun Lalu, Ombudsman Jateng Buka Posko Pengawasan PPDB 2024

Regional
Korupsi Dana Hibah Pembangunan Kapel di Ende, Ketua Pembangunan Jadi Tersangka

Korupsi Dana Hibah Pembangunan Kapel di Ende, Ketua Pembangunan Jadi Tersangka

Regional
Pengalaman Rental Mobil di Jambi, Pernah Tebus Kendaraan yang Dijual Penyewa

Pengalaman Rental Mobil di Jambi, Pernah Tebus Kendaraan yang Dijual Penyewa

Regional
Mengenal Dambus, Alat Musik Bangka Belitung: Sejarah, Ciri-ciri, dan Pembuatan

Mengenal Dambus, Alat Musik Bangka Belitung: Sejarah, Ciri-ciri, dan Pembuatan

Regional
Dikeroyok 2 Staf Puskesmas, Dokter di NTT Lapor Polisi

Dikeroyok 2 Staf Puskesmas, Dokter di NTT Lapor Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com