Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Kompas.com - 19/04/2024, 12:04 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Baru-baru ini ramai dugaan mengenai oknum dosen di Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Kalimantan Barat, menjadi joki mahasiswa S2.

Kasus dugaan pemalsuan nilai mahasiswa ini terungkap setelah adnaya mahasiswa S2 yang tidak pernah masuk kuliah, tetapi tetap mendapat nilai.

Dosen Fisip Untan Pontianak, Jumadi, mengaku menjadi salah satu korban pemalsuan nilai.

"Saya yang menjadi salah satu staf pengajar yang nilainya dipalsukan merasa keberatan. Saya protes,” ungkap Jumadi, saat dihubungi, Rabu (17/4/2024).

Jumadi mengatakan, kasus ini terungkap ketika Ketua Program Studi Magister Ilmu Politik, Nurfitri Nugrahaningsih, mencurigai ada seorang mahasiswa yang tidak pernah kuliah tapi nilainya ada di Sistem Informasi Akademik (Siakad).

Jumadi menyebut peristiwa ini merupakan penghancuran integritas akademik. Sebab, menurut Jumadi, masalah ini sangat serius karena menyangkut marwah perguruan tinggi.

Baca juga: Awal Mula Kasus Dugaan Pemalsuan Nilai Mahasiswa S2 di Untan Pontianak

“Karena ini mencoreng reputasi universitas, reputasi dunia pendidikan. Oleh karena itu, siapa yang terlibat mesti ditindak tegas,” harap Jumadi.

Tanggapan Rektor Untan

Rektor Untan, Garuda Wiko, mengatakan, dugaan joki oknum dosen Untan tersebut menjadi perhatian serius bersama.

"Kita tentunya prihatin dengan adanya pemalsuan nilai atau joki ini. Dan ini telah menjadi perhatian dan akan kami tangani dengan serius," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (18/4/2024).

Menurut Garuda, saat ini tim investigasi tingkat fakultas telah dibentuk untuk melakukan verifikasi dan klarifikasi pihak-pihak terkait.

Baca juga: Tanggapan Rektor Untan Pontianak soal Dugaan Dosennya yang Jadi Joki Mahasiswa S2

“Sekarang tim investigasi yang dibentuk Dekan Fisip sedang melakukan investigasi, nanti hasilnya akan dilaporkan kepada saya,” katanya lagi.

Garuda menerangkan, apabila nanti diperlukan investigasi lanjutan, pihak rektorat bisa kembali membentuk tim investigasi.

Jika terjadi pelanggaran, tentunya akan diambil langkah sesuai aturan yang telah berlaku.

“Jadi kita perlu klarifikasi dan kroscek keterangan lebih dulu, dan tentunya kita perlu waktu untuk melakukan investigasi ini. Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan kejelasan seperti apa fakta yang terjadi,” paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesan Pj Bupati Flores Timur di Akhir Masa Jabatan, Minta ASN Jaga Loyalitas

Pesan Pj Bupati Flores Timur di Akhir Masa Jabatan, Minta ASN Jaga Loyalitas

Regional
Simpang Joglo Solo Ditutup Total Mulai 21 Mei 2024, Catat Pengalihan Arusnya

Simpang Joglo Solo Ditutup Total Mulai 21 Mei 2024, Catat Pengalihan Arusnya

Regional
Bukannya Takut, Awak Bus Ini Malah Senang Saat Dirazia

Bukannya Takut, Awak Bus Ini Malah Senang Saat Dirazia

Regional
Di Seminar Womenpreneur, CEO Buttonscarves Blak-blakan Ungkap Latar Belakangnya

Di Seminar Womenpreneur, CEO Buttonscarves Blak-blakan Ungkap Latar Belakangnya

Regional
Preman Pemalak Pedagang Duku di Lampung Ditangkap, Modusnya Adang Mobil Korban dan Minta 'Uang Jalan'

Preman Pemalak Pedagang Duku di Lampung Ditangkap, Modusnya Adang Mobil Korban dan Minta "Uang Jalan"

Regional
Sederet Program Gratis sejak Lahir hingga Meninggal Dunia dari Pemkot Tangerang

Sederet Program Gratis sejak Lahir hingga Meninggal Dunia dari Pemkot Tangerang

Regional
Pemdes Banjarwangunan Temukan 25 Nama yang Sama dengan Buron Pembunuh Vina Eki

Pemdes Banjarwangunan Temukan 25 Nama yang Sama dengan Buron Pembunuh Vina Eki

Regional
Lepas Keberangkatan 354 Calon Jemaah Haji, Walkot Susanti Sampaikan Pesan Ini

Lepas Keberangkatan 354 Calon Jemaah Haji, Walkot Susanti Sampaikan Pesan Ini

Regional
Direktur BUMDes Korupsi Uang Penjualan Sawit untuk Beli Mobil

Direktur BUMDes Korupsi Uang Penjualan Sawit untuk Beli Mobil

Regional
Pj Gubernur Kaltim Prediksi Pemulihan Banjir Mahakam Ulu Makan Waktu Sebulan, Sistem Peringatan Dini Diperlukan

Pj Gubernur Kaltim Prediksi Pemulihan Banjir Mahakam Ulu Makan Waktu Sebulan, Sistem Peringatan Dini Diperlukan

Regional
Mantapkan Langkah Politiknya, Susanti Daftarkan Diri Jadi Calon Wali Kota ke Gerindra

Mantapkan Langkah Politiknya, Susanti Daftarkan Diri Jadi Calon Wali Kota ke Gerindra

Regional
Viral, Foto ASN Manggarai Timur Minum Miras Beramai-ramai, Pj Sekda Minta Maaf

Viral, Foto ASN Manggarai Timur Minum Miras Beramai-ramai, Pj Sekda Minta Maaf

Regional
Gempa M 3,5 Sumedang, Warga: Kaca Bergetar

Gempa M 3,5 Sumedang, Warga: Kaca Bergetar

Regional
Video Viral Pajero Dipasangi Senapan Mesin di Kap, Polisi Pastikan Benda Itu Mainan

Video Viral Pajero Dipasangi Senapan Mesin di Kap, Polisi Pastikan Benda Itu Mainan

Regional
Kronologi Penangkapan WNA Bangladesh yang Selundupkan 5 WN Asing ke Australia lewat NTT

Kronologi Penangkapan WNA Bangladesh yang Selundupkan 5 WN Asing ke Australia lewat NTT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com