Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Awal 2024, 27 ODGJ di Kabupaten Blitar Masih Hidup dalam Pasungan

Kompas.com - 26/03/2024, 18:23 WIB
Asip Agus Hasani,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebanyak 27 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, masih hidup dalam pasungan hingga awal 2024.

Jumlah tersebut meningkat tajam dibandingkan jumlah ODGJ terpasung di tahun 2023 berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, yakni sebanyak 18 orang.

Koordinator Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Hyndra Satria, mengatakan bahwa 27 ODGJ di wilayah Kabupaten Blitar masih hidup dalam pasungan karena gangguan kejiwaan berat dan membahayakan orang lain.

Baca juga: 18 ODGJ di Kabupaten Blitar Hidup dalam Pasungan, Dinkes: Keluarga Trauma jika Dilepas

“Masih ada 27 yang dipasung. Naik dari 18 atau 19 orang yang dipasung di 2023,” ujar Hyndra kepada wartawan, Selasa (26/3/2024).

Mereka yang dipasung, kata Hyndra, adalah ODGJ yang bukan hanya masuk kategori tingkat gangguan kejiwaan berat tapi juga membahayakan orang lain.

“Mereka ini dipasung karena mengamuk dan membahayakan orang lan. Mengancam orang lain, keluarga, sampai berusaha membunuh,” tuturnya.

Menurut Hyndra, jumlah ODGJ kategori gangguan berat yang hidup dalam pasungan sebenarnya tidak terlalu ada dinamikanya.

Ketika pada 2023 hanya terdata 18 ODGJ dalam pasungan, lanjutnya, terjadi penurunan karena dilakukan pembebasan pasungan terhadap sejumlah ODGJ pada tahun tersebut.

Saat itu, lanjutnya, sejumlah ODGJ dibebaskan dari pasungan setelah rutin mengonsumsi obat dan bisa kembali beraktivitas.

Baca juga: Belasan Warga Gunungkidul Disebut Masih Dalam Pasungan

Namun, terangnya, kondisi itu tidak bertahan lama karena mereka kambuh dan tidak terkendali.

“Kasus pasung ini memang rumit. Kasusnya sebenarnya itu-itu saja. Beberapa dilepaskan tapi kemudian kambuh sehingga dipasung lagi."

"Sementara pihak keluarga tidak bersedia jika ODGJ yang dipasung dilepaskan dan dirujuk ke rumah sakit jiwa,” terang Hyndra.

Kata Hyndra, pihak keluarga tidak bersedia ODGJ dalam pasungan dirujuk karena setelah dirawat selama dua pekan hingga satu bulan di RSJ mereka akan dikembalikan ke keluarga.

Pihak keluarga, lanjutnya, tidak bersedia mengambil risiko menerima kembali anggota keluarga mereka yang baru pulang dari RSJ dalam keadaan tanpa pasungan.

“Mungkin keluarga sudah beberapa mengalami kejadian yang mengancam jiwa mereka sehingga mereka akan selalu was-was,” tuturnya.

Lebih jauh, Hyndra mengatakan bahwa data akumulatif ODGJ di wilayah Kabupaten Blitar hingga awal 2024 mencapai 2.229 orang.

Baca juga: Cerita Putra Penderita ODGJ: Kami Selalu Berdoa Ayah Lepas dari Pasungan...

Meski mengindikasikan tingginya tingkat gangguan jiwa di masyarakat Kabupaten Blitar, Hyndra menegaskan bahwa jumlah tersebut merupakan jumlah akumulatif dengan memasukkan semua tingkat gangguan, baik ringan, sedang dan berat.

Hyndra menambahkan bahwa dari 2.229 orang tersebut sangat mungkin sudah cukup banyak yang sembuh dan dapat menjalani aktivitas sehari-hari secara normal.  

Namun, Hyndra tidak memerinci persentase dari setiap kategori tingkat gangguan kejiwaan.*

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Regional
Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat 'Jaga Anak Ini dengan Baik'

Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat "Jaga Anak Ini dengan Baik"

Regional
Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Regional
Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Regional
Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Regional
Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Regional
Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Regional
352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

Regional
360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

Regional
Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Regional
Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Regional
Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Regional
Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Regional
Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com