Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragis, Balita di Cilegon Terlindas Bus Saat Berburu Klakson Telolet, Ini Kronologinya

Kompas.com - 19/03/2024, 11:22 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - R (5), bocah lima tahun asal Pulomerak, Kota Cilegon, Banteng meninggal tertabrak bus saat berburu klakson telolet pada Minggu (17/3/2024).

Peristiwa mengenaskan tersebut terjadi tepat di depan Dermaga Eksekutif Pelabuhan Merak.

Menurut keterangan Kanit Gakkum Satlantas Polres Cilegon, Ipda Dwi Maryato, korban mengejar bus tersebut saat meminta sang sopir membunyikan klakson.

Namun, diduga korban tersandung hingga kakinya terjerat ban bus belakang bagian kiri.

"Iya, kemarin sore ada kecelakaan. Anak-anak ngejar bus, minta klakson telolet. Kayanya kesandung, lalu jatuh dan kakinya terjerat ban bus belakang bagian kiri," terang Dwi, Senin, (18/3/2024).

Baca juga: Bus Tabrak Bocah Pemburu Klakson Telolet di Cilegon, Sopirnya Diperiksa Polisi

Menurutnya, tempat korban tertabrak memang kerap dipenuhi anak-anak yang memburu klakson telolet.

"Kalau sepengetahuan saya, menjelang magrib anak-anak banyakan suka main-main di sekitar situ, biasa minta klakson telolet," ungkap dia.

Terkait kasus tersebut, Kasi Humas Polres Cilegon, AKP Sigit Dermawan, mengungkapkan sopir bus telah diamankan dan tengah menjalani pemeriksaan.

"Kasusnya masih dalam penyelidikan unit Lakalantas Satlantas Polres Cilegon. Penentuan statusnya (sopir bus) menunggu hasil gelar perkara," ungkap Sigit.

Sementara itu, menurut pengakuan sopir kepada polisi, bus yang dikemudikannya sedang berbelok masuk ke Dermaga Eksekutif Pelabuhan Merak, saat korban meminta membunyikan klakson telolet.

Baca juga: Polisi Minta Aktivitas Berburu Klakson Telolet di Jalan Raya Dihentikan

Nahas, bagian samping kiri belakang bus mengenai korban hingga menyebabkan bocah malang itu terlindas.

Korban yang meninggal dunia di lokasi kejadian, jasadnya langsung dibawah ke RSKM Cilegon.

"Akibatnya, korban atas nama R, meninggal dunia di TKP dan dibawa ke RSKM Cilegon," pungkas Dwi.

Larang sopir bus bunyikan telolet

Setelah insiden tersebut, Satlantas Polres Cilegon melarang bus membunyikan klakson telolet saat melintas di sepanjang jalan di wilayah hukum Polres Cilegon,

Ipda Dwi Maryanto mengungkapkan pihaknya sebelumnya sudah berkali-kali memperingatkan sopir bus soal klakson telolet.

"Sebenarnya dari pihak Satlantas (Polres Cilegon) sudah mengingatkan kepada semua sopir bus, agar tidak membunyikan klakson telolet, baik itu di (Pelabuhan) Merak atau di tempat-tempat wisata," terang Dwi.

Baca juga: Viral, Video Bocah Tertabrak Bus Saat Minta Sopir Bus Bunyikan Klakson Telolet di Pelabuhan Merak

Menurutnya, klakson telolet dari bus menyebabkan risiko kecelakaan meninggi. Terlebih di tempat wisata karena banyak kendaraan berlalu-lalang.

Tak hanya itu, Dwi juga mengimbau kepada para orang tua untuk mengawasi anaknya. Terlebih saat anak-anak bermain di kawasan ramai kendaraan, utamanya pinggir jalan.

"Sebenernya kalau anak-anak tergantung orang tua, jadi pengawasan orang tua harus lebih melekat," kata dia.

"Artinya setiap kegiatan anak, setiap apapun yang dilakukan anak itu harus terpantau orang tua," jelas Dwi.

Sejauh ini, kata dia, pihaknya sudah melakukan imbauan kepada masyarakat di wilayah hukum Polres Cilegon.

Baca juga: Fenomena Bocah Pengejar Telolet dan Penanganannya

Harapannya, supaya insiden seperti yang dialami bocah lima tahun di Merak bisa diminimalisir.

"Kami sampaikan imbauan dari tingkat TK, SD, SMP, SMA, kuliah bahkan komunitas-komunitas, artinya Polres Cilegon tidak diam," kata dia.

"Kita selalu menyampaikan imbauan-imbahan supaya tingkat fatalitas di wilayah hukum Polres Cilegon menurun," tambah dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Rasyid Ridho | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief), Tribun Banten

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Regional
Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Regional
Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Regional
Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com