Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Para Pemburu "Telolet" dan Firasat Jauhnya Senjakala Bus

Kompas.com - 13/07/2017, 07:21 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Perburuan terhadap suara klakson telolet dari bus-bus malam ataupun bus pariwisata masih menjadi fenomena di tengah masyarakat di Jawa Tengah.

Biasanya aktivitas ini dilakukan oleh anak-anak hingga remaja di tepi jalan raya atau di terminal bus. "Om Telolet Om...," adalah kata sakti yang kerap terdengar dari anak-anak pemburu telolet ini. Tapi kali ini para pemburu telolet boleh dikata sedikit naik kelas.

Bus-bus kesukaan mereka tidak di jalan raya atau terminal, tetapi berkumpul di pelataran parkir Ballroom The Wujil Resort & Conventions. Sebuah hotel berbintang tiga yang beralamat di Jalan Soekarno-Hatta km 25,5 Ungaran, Wujil, Bergas, Semarang, Rabu (12/7/2017).

Bus-bus pariwisata dengan performa paling prima dari sejumlah perusahaan otobus (PO) ini ternyata tengah mengikuti lomba bus telolet yang digelar oleh Paguyuban Pelaku Wisata (PPW) Jawa Tengah.

(Baca juga: Ada Kode Etik bagi Pemburu Klakson Telolet)

Beberapa PO pariwisata yang ikut memperlombakan suara klakson teloletnya antara lain PO Citra Dewi, PO D'nasima, PO Adinata Nuria Trans, PO Trans Jaya, PO Galatama dan PO Maranata.

Kendati dihelat di hotel mewah, namun tidak ada kebiasaan yang berubah dari para pemburu telolet ini. Saat satu persatu bus tersebut mendekat ke pintu Ballroom sembari membunyikan klakson teloletnya, maka riuh bocah-bocah ini membuncah.

"Om, telolet, om!" teriak anak-anak. Mereka langsung mengeluarkan gawai ataupun kamera untuk merekam unjuk kebolehan bus-bus ini.

Tepuk tangan dan siulan bersahutan ketika bus-bus ini menunjukkan aksi terbaik mereka. Terutama saat bunyi telolet mereka cukup panjang dengan nada yang unik.

Seperti yang dilakukan Krisna Aditya (13), warga Perum Leyangan Damai. Remaja tanggung ini datang bersama teman-teman sebayanya ke area perlombaan hanya untuk merekam gambar video suara telolet bus.

"Nanti mau kita upload ke Youtube," kata Krisna.

(Baca juga: Jadi Tren, Muncul Komunitas Pemburu Klakson Telolet)

Ratusan pemburu telolet ini bisa tumplek blek di Hotel Wujil lantaran mereka berbagi informasi melali media sosial. Samir (15) warga Jl Sekayu Baru Semarang Tengah misalnya, ia mengetahui kabar lomba bus telolet ini dari grup WhatsApp.

"Kalau saya ikut Squad Idola, anggotanya 21 orang. Aktivitasya fotoin bus dan ngerekam telolet," kata Samir.

Rata-rata para pecinta bus malam ini mempunyai bus-bus yang paling mereka sukai. Mereka menjadi pendukung fanatik dengan membuat klub pecinta bus tertentu. Bahkan yel-yel ala suporter bola pun mereka ciptakan untuk menunjukkan kecintaannya pada bus tersebut.

Seperti yang ditunjukkan oleh belasan pecinta bus PO Trans Jaya dalam lomba tersebut. Ilham Yuliyanto (19) asal Kudus mengaku menjadi anggota klub pecinta bus PO Haryanto.

PO Haryanto merupakan bus ternama yang mengandangkan puluhan armadanya di kota Kretek ini. Namun sayang, dalam lomba bus telolet ini PO Haryanto tidak mengirimkan armadanya.

"Paling suka PO Haryanto karena kru-nya ramah-ramah, tapi ini tidak ikut lomba. Tapi saya tetap datang untuk memotret bus-bus baru yang ada serta merekam suara telolet bus lalu diunggah ke media sosial," kata Ilham yang sudah memiliki ratusan koleksi foto bus dan video telolet ini.

(Baca juga: Hobi Unik Bocah Pemburu Klakson Telolet di Jalan Raya)

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com