Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Banjir Semarang Mulai Terserang Penyakit Gatal-gatal

Kompas.com - 17/03/2024, 16:41 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Banjir yang menggenangi sejumlah titik di Kota Semarang, Jawa Tengah, berdampak pada kondisi kesehatan warga.

Meski banjir kian surut, aliran air bersih dari Perusahaan Air Minum (PAM) belum kembali normal. Akibatnya, sejumlah warga Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, rela antre untuk mendapatkan air bersih.

Salah satunya, Aslamiyah (39), warga RT 04 RW 05, Tanggungejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang.

Baca juga: Pantura Demak Lumpuh, Semarang-Kudus Dialihkan Alternatif Jalur Jepara

Aslamiyah menyebut, akibat banjir dirinya dan tiga anggota keluarganya mengalami gatal-gatal pada sekujur tubuh.

"Sekarang gatal-gatal kulitnya, kan kena banjir. Sekarang sudah mulai surut," ucap Aslamiyah saat ditemui Kompas.com, Minggu (17/3/2024).

Baca juga: Kontroversi Batu Nisan Makam Kuno Tionghoa di Semarang Dijadikan Penutup Selokan

Lantaran demikian, Aslamiyah lantas antre dan mengisi dua galon air bersih dari posko bantuan. Nantinya, air bersih tersebut akan digunakan untuk minum dan memasak.

"Air bersih sulit sekali, jadinya dua galon ini nanti buat masak sama minum," tutur dia.

Di samping itu, Aslamiyah menyebut, bahan makanan pokok juga susah didapatkan. Bahkan, harga sayur maupun lauk-pauk di pasar juga meningkat pesat.

Kini Aslamiyah masih mengandalkan makanan dari posko bencana di Kecamatan Gayamsari.

"Bahan makanan pokok susah, soalnya harga di pasar juga mahal banget. Selama ini masih ngandelin dari posko, sehari dapet dua. Kadang ikan, ayam, telur," tutur dia.

Sementara itu, Lurah Tambakrejo, Kecamatan Semarang Utara, Sukaswi, mengatakan, banjir yang terjadi beberapa hari lalu itu merupakan banjir paling besar yang menggenangi di Kota Semarang.

Dirinya berharap, posko bencana dan dapur umum yang didirikan di Kecamatan Gayamsari dapat membantu kesulitan warga dalam memperoleh air bersih maupun makanan pokok.

"Misal ada keluhan, warga bisa langsung ke posko aja dan meminta obat. Memang ada evakuasi ke rumah sakit, tapi kita sudah ada dokter dan perawat yang stand by di posko," ucap Sukaswi.

Selain itu, Sukaswi juga berharap kondisi banjir di wilayah Semarang Utara bisa segera surut. Sehingga, warga bisa segera melakukan aktivitas seperti biasanya.

"Sekarang tingginya 20-30 sentimeter, jadi mudah-mudahan bisa turun lagi, bisa beraktivitas normal, jalan-jalan yang tergenang harapannya sudah kering. Targetnya hari ini pembersihan lingkungan," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Regional
Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Regional
Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com