Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amukan Gajah di Kebun Sawit, Dibalas Aksi Anarkis Warga

Kompas.com - 27/02/2024, 20:11 WIB
Suwandi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Puluhan warga melakukan demonstrasi anarkis dengan merusak fasilitas negara dan membakar satu mes milik Frankfurt Zoological Society (FZS) Indonesia.

Warga yang marah juga merusak kendaraan operasional milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, dan melempari kantor lapangan serta membakar mes milik FZS.

Mes tersebut berada di Simpang Burut, Desa Tanah Tumbuh, Kecamatan Renah Mendaluh, Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Tidak hanya itu, warga juga sempat menyandera lima orang pekerja lapangan FZS selama dua jam, sejak pukul 19.00 sampai pukul 21.00 WIB, pada Minggu (25/2/2024).

Baca juga: Gajah Sumatera Rusak Kebun Sawit di Jambi, Warga Pun Mengamuk

"Warga awalnya demo minta pindahkan tiga individu gajah karena dinilai merusak tanaman sawit."

"Tapi kemudian terprovokasi dan melakukan tindakan anarkis," kata Kepala BKSDA Jambi, Donal Hutasoit dalam konferensi pers, Selasa (27/2/2024).

Ia mengatakan, sekitar 50-100 orang tiba-tiba datang dan melakukan demo menuntut jaminan dari BKSDA Jambi untuk memindahkan gajah-gajah yang berada di Desa Muara Danau, Kelurahan Lubuk Kambing, dan sekitarnya.

Tidak berselang lama masyarakat yang sudah terprovokasi melakukan tindakan anarkis.

"Selain melakukan perusakan, masyarakat juga melakukan ancaman terhadap tim di lokasi," kata Donal.

Warga yang marah kemudian bergerak mendatangi stasiun )pen Orangutan Sanctuary (OOS) Danau Alo, lalu menahan dan membawa empat orang petugas FZS ke Desa Muara Danau.

 

Demo warga anarkis karena marah tanaman dirusak gajah telah membakar fasilitas mes milik FZS Indonesia di Kabupaten Tanjab Barat, Senin (26/2/2024)Dok BKSDA Jambi Demo warga anarkis karena marah tanaman dirusak gajah telah membakar fasilitas mes milik FZS Indonesia di Kabupaten Tanjab Barat, Senin (26/2/2024)

"Kami prihatin dengan kondisi ini dan berharap semua pihak dapat menahan diri, serta bersama-sama mencari solusi untuk menyelamatkan satwa liar."

"Khususnya gajah sumatera dan orangutan sumatera sebagai aset dan kebanggaan bangsa Indonesia," kata Donal.

Donal meminta masyarakat memahami jika ruang jelajah gajah sudah menyempit, akibat pembukaan kawasan hutan untuk tanaman sawit.

"Kawasan hutan sebagai rumah gajah sudah berubah menjadi kebun sawit, dampaknya ruang jelajah gajah menyempit," kata Donal.

Sementara itu, Peter Pratje Direktur FZS Indonesia menuturkan, gajah pada dasarnya dapat hidup berdampingan dengan manusia seperti di India dan Srilanka.

Untuk mendorong agar manusia dapat hidup berdampingan dengan gajah, FSZ sudah menghabiskan waktu selama 10 tahun untuk melatih petani, agar terbiasa dengan gajah.

"Ada 30 kelompok masyarakat yang dilatih untuk meredam konflik."

"Kemudian membentuk 30 orang dalam komunitas peduli gajah serta mengerahkan 16 staf lapangan terlatih untuk memitigasi konflik antara gajah dan manusia," kata Peter.

Ia mengatakan agar konflik dengan gajah mereda, masyarakat yang membuka kawasan hutan untuk kebun, harus bertani multikultur.

Namun, yang terjadi justru masyarakat memilih monokultur sawit. Padahal tanaman ini termasuk makanan kesukaan gajah.

Hasil riset FZS, untuk tanaman terbaik di kawasan hutan adalah tanaman campur seperti durian, petai, kopi, dan vanili.

Dengan demikian potensi gangguan nyaris tidak ada, namun nilai ekonominya tetap tinggi.

Selanjutnya, BKSDA Jambi akan membagikan alarm pendeteksi suara gajah hasil penelitian Universitas Gadjah Mada.

Setelah terdeteksi adanya gajah dekat kebun warga, mereka dapat mengaktifkan pagar listrik yang sesuai standar, untuk menghindari kerusakan tanaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Regional
KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com