SOLO, KOMPAS.com - Putri dari Ketua DPR Puan Maharani, Pikatan Putri Orissa Putri Haprani, meraup suara yang cukup tinggi di Dapil IV Jawa Tengah (Jateng). Bahkan, suaranya saat ini melampaui seniornya di PDI-P, Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul.
Berdasarkan data real count KPU 74,93 persen, wanita yang akrab disapa Pinka itu memperoleh 62.691 suara. Sementara seniornya, Bambang Pacul, meraup 58.498 suara.
Diketahui, Dapil yang mencakup Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten Sragen dikenal sebagai dapil neraka. Pasalnya, banyak politikus senior yang mencalonkan diri di dapil tersebut.
Selain Bambang Pacul, politikus muda itu juga bersaing dengan seniornya di PDI-P, yakni Paryono dan Dolfie OFP.
Baca juga: Kunjungi DPD PDI-P Jatim, Ganjar: Kita Tunggu Sampai Dapat Hasil Terbaik
Dia juga bertarung dengan politikus lainnya, seperti mantan Bupati Karanganyar yang juga politikus Partai Golkar, Juliyatmono.
Selain itu, ada juga petahana Luluk Nur Hamidah dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Endang Maria Astuti dari Partai Golongan Karya (Golkar).
Pakar Psikologi Politik Universitas Sebelas Maret (UNS), Abdul Hakim, mengatakan, keunggulan Pinka tersebut membuktikan pengaruh PDI-P di Soloraya masih kuat meski tanpa Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Dan tingginya suara dari Putri Puan Maharani ini membuktikan bahwa pengaruh PDI-P di Soloraya itu sebenarnya tidak sepenuhnya luntur. Tetapi, hanya kali ini karena ada faktor Pak Jokowi yang mendukung capres yang berbeda, mereka harus memilih pilihan," kata Abdul Hakim saat dihubungi pada Selasa (20/2/2024).
Sementara keunggulan Pinka atas Bambang Pacul, kata Abdul, faktor nomor urut. Diketahui, Pinka ada di nomor urut 1, sedangkan Bambang Pacul nomor urut 4.
"Saya kira ada efeknya dari urutan. Kemarin Pak Bambang Pacul nomor 4. Dan urutan nomor 1, Mbak Pinka. Jadi berpengaruh banyak orang yang memilih secara otomatis hanya nyoblos partainya saja atau partai dan urutan pertama tanpa berpikir secara lebih detail, sosoknya," paparnya.
Apalagi, Bambang Pacul dalam berbagai kesempatan menyatakan tidak terlalu berambisi lolos parlemen.
"Jadi kesimpulannya adalah di wilayah ini itu orang memang pendukung PDI-P itu memang militan. Dia benar-benar memilih partainya dan tidak terlalu memperhatikan seorang-perorangnya," jelasnya.
"Kalau secara popularitas sebenarnya Bambang Pacul cukup populer gitu ya. Tetapi nampaknya masyarakat lebih memilih karena ideologi partai," lanjutnya.
Lebih lanjut, dosen UNS ini juga beranggapan keluarga Presiden Soekarno masih menjadi acuan pemilih di Dapil 4.
"Kemudian, Mbak Pinka juga orang kenal sebagai keturunan dari Soekarno dan sebagian besar masyarakat Jawa Tengah pendukung PDI-P. Ikatan emosionalnya adalah kepada trah Soekarno," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.