Menurut Linus, kegiatan makan siang gratis sebagai bentuk uji coba melihat kelebihan dan kekurangan, sehingga ke depannya akan dievaluasi. Tentu, kata dia, yang positif akan tetap dibuat secara rutin.
Para siswa, lanjutnya, sebagai generasi penerus pemegang tongkat estafet kepemimpinan perlu diintervensi seperti ini.
"Ketika mereka belajar siang dengan materi yang padat lalu kembali ke rumah dan orangtua belum menyiapkan makanan, apa yang akan terjadi."
"Ini adalah sebuah pola awal untuk menyadarkan bahwa ini kita sama-sama berkolaborasi cara baik dan benar sehingga siswa kita tidak hanya sehat secara rohani tapi fisik juga harus diperhatikan," ujar dia.
Dia meyakini, program yang dibuat ini akan ditiru oleh sekolah lainnya di NTT.
"Kita berharap, siapapun presiden nanti akan berkunjung dan melihat langsung program makan siang gratis di sekolah ini," kata dia.
Baca juga: Sediakan Makan Siang Gratis, Warteg di Jakarta Pusat Bagikan 100 Porsi per Hari
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Amarasi Barat Thomas Doni mengaku bangga sekolah mereka terpilih menjadi lokasi diluncurkan program makan siang gratis.
"Ini momen berharga bagi kami untuk memajukan pendidikan di sekolah ini. Mudah mudahan bisa menular ke sekolah lain untuk menjadi momen yang perlu dibangun dalam dunia pendidikan," kata Thomas.
Thomas menjelaskan, setelah sekolahnya mendapat rekomendasi dari Kepala Dinas Pendidikan NTT terkait peluncuran makan siang gratis, dirinya langsung menggelar rapat bersama komite sekolah, guru dan orangtua.
Semua sepakat untuk uji coba kegiatan ini dalam seminggu sekali pada hari Sabtu. Makan siang ini berlangsung selama satu jam.
Pola makan siang ini yakni sekolah menyiapkan makanan yang berasal dari urunan para guru. Sedangkan para siswa dan siswi membawa makanan lokal yang ada di rumah mereka.
"Momen ini tidak sekadar memenuhi gizi tapi dalam dunia pendidikan secara psikologis kedekatan siswa dengan guru di sekolah perlu kita bangun seperti anak dan orangtua sehingga proses pendidikan juga tidak ada jarak tapi sama seperti kita berada di rumah," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.