Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana Sebut Kritik Akademisi Strategi Politik Partisan, Guru Besar UMS: Negara Urusan Bersama

Kompas.com - 05/02/2024, 12:45 WIB
Labib Zamani,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SUKOHARJO, KOMPAS.com - Guru Besar Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) buka suara dengan respons Istana Negara yang menuding pernyataan sejumlah universitas merupakan strategi politik partisan.

Guru Besar Fakultas Studi Hukum UMS Prof Aidul Fitriciada Azhari menegaskan, pernyataan sikap akademisi terhadap pemerintahan Jokowi murni sebagai bentuk keprihatinan dan keresahan terhadap perkembangan demokrasi dan kenegaraan Indonesia.

Ketua Komisi Yudisial tahun 2016 ini menilai bahwa kehidupan demokrasi Indonesia semakin merosot.

Baca juga: Akademisi Sampaikan Petisi untuk Jokowi, Istana: Kritik adalah Vitamin

"Ini tidak terkait dengan kepentingan elektoral tertentu. Seruan moral ini semata-mata kami tujukan untuk kehidupan demokrasi yang kami rasakan semakin merosot," jelas Aidul ditemui seusai membacakan Maklumat Kebangsaan di Gedung Siti Walidah Kampus 2 UMS di Sukoharjo, Jawa Tengah pada Senin (5/2/2024).

Aidul menyatakan, gerakan akademisi ini tidak terkoneksi dengan koalisi masyarakat sipil tertentu. Tetapi, murni berangkat dari pertimbangan atau diskusi internal kampus oleh para guru besar.

"Saya mendengar dari beberapa kalangan ya sebut ada dari pihak Istana ini sabagai orkestrasi politik. Saya kira ini orkestrasi kewarasan, orkestrasi nurani, orkestrasi moral. Kenapa, karena saya melihat gerakan guru besar, gerakan akademisi ini tidak terkoneksi dengan misalnya koalisi masyarakat sipil tertentu. Jadi murni berangkat dari pertimbangan atau diskusi internal kampus, karena itu yang muncul guru besar," kata dia.

"Biasanya sibuk riset, bimbingan. Tapi karena keadaan makin memburuk, saya kira panggilan moral lebih kuat untuk tampil menyerukan keprihatinan terhadap perkembangan demokrasi. Jadi kalau soal apakah itu diterima atau direspon dengan buruk, saya kira kembali kepada nurani ke pemerintah, pejabat Istana," sambung dia.

Pernyataan sikap akademisi kampus ini untuk mengkritisi terkait nepotisme. Menurutnya, nepotisme merupakan satu hal yang diperjuangkan di awal reformasi.

Aidul pun menyebut keterlibatan UMS dalam memperjuangkan reformasi.

"Jadi kita sadar betul bahwa UMS sejak awal terlibat dalam menghapus nepotisme, kroniisme, dan tentunya korupsi (KKN). Kita melihat ini seperti dikembalikan lagi. Jadi pengkhianatan terhadap reformasi. Ini pengkhianatan terhadap perjuangan para mahasiswa dulu," ungkap Aidul.

Lebih jauh Aidul menerangkan apa yang dilakukan akademisi kampus untuk mengembalikan cita-cita awal reformasi bahwa rakyat sabagai pemegang kedaulatan.

"Kami kembali menyerukan untuk mengembalikan ke jalan yang sebenarnya. Rakyat sabagai pemegang kedaulatan punya hak yang sama. Negara tidak lagi menjadi urusan keluarga, tapi negara menjadi urusan bersama. Ini yang kita serukan. Mengembalikan cita-cita awal reformasi, bersumber pada cita-cita republik, kembali ke kepentingan publik, bukan golongan," terang Aidul.

Baca juga: Sivitas Akademika UMS Serukan Petisi, Nilai Demokrasi Dinilai Merosot Jelang Pemilu

Pernyataan Istana soal kritik akademisi

Sebelumnya, koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana menilai, kritik itu sebagai vitamin untuk melakukan perbaikan.

"Dalam negara demokrasi, kebebasan untuk menyampaikan pendapat, seruan, petisi, maupun kritik harus dihormati. Kemarin, Bapak Presiden juga telah menegaskan freedom of speech adalah hak demokrasi," ujar Ari, diberitakan Kompas.com (2/2/2024).

"Kritik adalah vitamin untuk terus melakukan perbaikan pada kualitas demokrasi di negara kita," lanjutnya.

Ari menambahkan, perbedaan pendapat, perspektif, dan pilihan politik merupakan hal sangat wajar dalam demokrasi, apalagi di tahun politik jelang Pemilu.

"Akhir-akhir ini, terlihat ada upaya yang sengaja mengorkestrasi narasi politik tertentu untuk kepentingan elektoral. Strategi politik partisan seperti itu juga sah-sah saja dalam ruang kontestasi politik," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gempa M 5,2 Guncang Ransiki Papua Barat, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Ransiki Papua Barat, Tak Berpotensi Tsunami

Regional
Daftar Bupati melalui PKB, Ketua NU Kabupaten Semarang Siap Jadi Katalisator Koalisi

Daftar Bupati melalui PKB, Ketua NU Kabupaten Semarang Siap Jadi Katalisator Koalisi

Regional
Buntut Kasus Perundungan Siswi SD di Ambon, Polisi Gelar Sosialiasi Stop Bullying di Sekolah

Buntut Kasus Perundungan Siswi SD di Ambon, Polisi Gelar Sosialiasi Stop Bullying di Sekolah

Regional
Masalah Biaya Teratasi, Jenazah TKI Banyumas di Jepang Segera Dipulangkan ke Tanah Air

Masalah Biaya Teratasi, Jenazah TKI Banyumas di Jepang Segera Dipulangkan ke Tanah Air

Regional
Polresta Ambon Beri Trauma Healing untuk Siswi SD Korban Pemerkosaan Oknum Polisi

Polresta Ambon Beri Trauma Healing untuk Siswi SD Korban Pemerkosaan Oknum Polisi

Regional
Sumur Minyak Ilegal Aceh Timur Meledak, BPMA Minta Proses Hukum Pelaku

Sumur Minyak Ilegal Aceh Timur Meledak, BPMA Minta Proses Hukum Pelaku

Regional
Mujito Racuni 4 Kambing Milik Tetangga, Mengaku Sakit Hati karena Tak Boleh Dibeli

Mujito Racuni 4 Kambing Milik Tetangga, Mengaku Sakit Hati karena Tak Boleh Dibeli

Regional
PDI-P Deklarasi Koalisi dengan PKB, PPP, dan Partai Ummat pada Pilkada Padang

PDI-P Deklarasi Koalisi dengan PKB, PPP, dan Partai Ummat pada Pilkada Padang

Regional
Semua Pengungsi Rohingya di Aceh Barat Kabur dari Tempat Penampungan

Semua Pengungsi Rohingya di Aceh Barat Kabur dari Tempat Penampungan

Regional
Penuh dengan Kegiatan, Ini Sederat Event di Kota Tangerang Juni 2024

Penuh dengan Kegiatan, Ini Sederat Event di Kota Tangerang Juni 2024

Kilas Daerah
Cerita Peltu Zainuri, Dapat Hadiah Umrah dari Pangdam XIV Hasanuddin karena Turunkan Angka Stunting di Luwu Utara

Cerita Peltu Zainuri, Dapat Hadiah Umrah dari Pangdam XIV Hasanuddin karena Turunkan Angka Stunting di Luwu Utara

Regional
Kapal Nelayan dari Bangka Barat Karam Digulung Laut Jawa, 3 Awak Hilang

Kapal Nelayan dari Bangka Barat Karam Digulung Laut Jawa, 3 Awak Hilang

Regional
Perjalanan LRS, 10 Tahun Jadi Kurir Narkoba, Tertangkap Saat Bawa 18 Gram Sabu

Perjalanan LRS, 10 Tahun Jadi Kurir Narkoba, Tertangkap Saat Bawa 18 Gram Sabu

Regional
TKI Banyumas Meninggal di Jepang, Keluarga Sempat Kesulitan Biaya Pemulangan Jenazah

TKI Banyumas Meninggal di Jepang, Keluarga Sempat Kesulitan Biaya Pemulangan Jenazah

Regional
Penyelewengan Dana Covid-19 RSUD Nunukan, Jaksa Kembali Temukan Kerugian Negara

Penyelewengan Dana Covid-19 RSUD Nunukan, Jaksa Kembali Temukan Kerugian Negara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com