FLORES TIMUR, KOMPAS.com - Satu lagi pengungsi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal dunia.
Pengungsi yang meninggal bernama Petrus Kula (64) warga Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur.
"Dia meninggal Sabtu (27/1/2024) kemarin pukul 05.00 Wita," ujar Kadis Kominfo Kabupaten Flores Timur, Hironimus Lamawuran kepada Kompas.com, Minggu (28/1/2024).
Baca juga: Minggu Pagi, Lewotobi 2 Kali Keluarkan Awan Panas Guguran Sejauh 1 Km
Hironimus mengungkapkan, Petrus bersama keluarga mengungsi ke Desa Konga, Kecamatan Titehena pada 1 Januari 2024.
Delapan hari berselang Petrus dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas Lewolaga untuk menjalani perawatan. Setelah itu pasien dibawa pulang ke Desa Konga.
"Pasien sempat mau dirujuk tetapi keluarga menolak," beber dia.
Baca juga: Satu Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Meninggal Dunia
Hironimus melanjutkan, Petrus mengungsi di Desa Konga selama 26 hari. Kemarin pagi, Petrus meninggal dunia karena sakit asma, asam urat, dan reumatik.
"Pukul 08.00 Wita jenazah dibawa dengan mobil ambulans ke kampung halamannya di Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura," ucapnya.
Hironimus menambahkan, hingga saat ini ada dua pengungsi yang dilaporkan meninggal dunia.
"Yang pertama itu bernama Maria Peni Hayon (70) warga Desa Nobo, Kecamatan Ilebura. Dia meninggal pada Kamis (25/1/2024) pukul 23.45 Wita," pungkasnya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status Gunung Lewotobi Laki-laki pada level IV awas.
Sementara itu Pemkab Flores Timur telah memperpanjang status Gunung Lewotobi Laki-laki hingga 31 Januari 2024.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.