Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Etika Komunikasi dalam Budaya Minangkabau, Ada "Kato Nan Ampek"

Kompas.com - 23/01/2024, 06:00 WIB
Perdana Putra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

"Ini berikan aturan-aturan. Kato pusako seperti kato-kato dalam Al Quran, kitab suci, kato buek kato yang dibuat seperti hukum."

Baca juga: Bela Sikap Gibran Saat Debat, Bobby: Giliran Kita Nanya Dibilang Enggak Sopan

"Kato dahulu seperti aturan terdahulu dan kato kudian, seperti aturan yang dibuat kemudian untuk menggantikan aturan terdahulu," jelas Mak Katik

Selanjutnya kata Mak Katik, ada kato panghulu (penghulu), kato manyalasaian (menyelesaikan), kato alim (alim ulama), kato hakikaik (hakekat), kato manti, kato sambuang lidah (penyambung lidah), dan kato dubalang, kato pandareh (penderas).

Lalu ada kato bundo (bundo kanduang) kato nasihat (nasihat), kato mandeh (ibu) kato ajaran, kato padusi (perempuan) kato pamacah (pemecah), dan kato anak kato mangadu (mengadu).

Menurut Mak Katik, sekarang hanya kato-kato mandaki, malereng, mandata, dan manurun yang diketahui banyak orang.

"Itu pun banyak yang tidak dipahami sehingga tidak lagi menjadi etika dalam berkomunikasi. Sementara kato nan ampek lainnya tidak lagi diketahui banyak orang," kata Mak Katik.

Baca juga: TKN Bantah Gibran Tidak Sopan di Debat Cawapres: Buktinya Selesai Acara Cium Tangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com