Ia tak kuasa menahan air matanya tiap melihat kondisi anak bungsunya. Murni tak tega kala harus melihat penderitaan sang anak yang hanya terbaring sejak terlahir di dunia.
Murni ingin rasa sakit yang diderita sang anak dapat bisa disembuhkan. Tetapi semua itu terhambat biaya.
Faktor ekonomi membuat penyembuhan Hairul sering terhambat. Penghasilan orangtuanya tidak menentu.
Orangtua Hairul pekerja serabutan. Ayahnya yang merupakan marbot di salah satu masjid di Kelurahan Uma Sima tidak tak memiliki biaya untuk membawa Hairul berobat lanjut dan mendapatkan perawatan yang semestinya di rumah sakit.
Baca juga: Kisah Warga Miskin Ekstrem di Palopo, Berpenghasilan Rp 35.000 Per Hari untuk Hidupi Anak Cucu
Upaya penyembuhan pernah dilakukan orangtua mulai dari dirawat di rumah sakit tapi tidak lama. Ia hanya sekadar rawat inap.
Usaha lewat jalur pengobatan alternatif juga sudah dilakukan agar penyakit Hairul bisa teratasi.
Namun semunya tak membuahkan hasil, tubuh Hairul tetap saja seperti biasa. Jika harus dirawat secara maksimal dengan standar tinggi, terkendala masalah biaya.
Murni berharap penyembuhan sang anak bisa dibantu pemerintah agar sakit yang dialami dapat diobati dengan maksimal.
"Kami butuh bantuan. Semoga kondisi kami di sini bisa tersalurkan melalui media. Tolong kami adik," pinta Murni sambil meneteskan air matanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.