Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pemuda Miskin Ekstrem Asal Sumbawa yang Lumpuh 25 Tahun, Butuh Bantuan...

Kompas.com - 19/01/2024, 13:47 WIB
Susi Gustiana,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hairul Efendi (25), pemuda asal Sumbawa, harus berjuang melawan penyakit lumpuh yang dideritanya sejak lahir.

“Saya kerap menangis kala menahan sakit di perut dan badan saya,” kisah Hairul.

Selain mengalami lumpuh, Hairul juga kesulitan berbicara. Untuk buang air besar dan kecil, ia harus digotong orangtuanya.

Begitu pula saat ia hendak mandi dan membersihkan tubuhnya.

Baca juga: Pemkot Gelontorkan Anggaran Rp 1,9 Miliar untuk 12.000 Warga Miskin Ekstrem di Bima

Saat Kompas.com mendatangi rumah orangtua Hairul, Jumat (19/1/2024), ia terlihat mengenakan baju lusuh.

Rumah batu berukuran sepetak keluarga ini hanya memiliki satu ruangan. Dapur dan ruangan tamu menyatu tak ada sekat.

Dari sudut rumahnya, ia hanya bisa menyaksikan aktivitas orang tua dan kakaknya.

Ia ingin beraktivitas seperti yang lain secara normal tetapi kondisi fisik menghambatnya. Hairul sulit bergerak bebas.

"Saya mau bermain bebas seperti yang lain tapi tak bisa," ucap Hairul sambil mengusap wajahnya.

Setelah mengucap kalimat itu, ia tertunduk dan diam tanpa kata.

Anak bungsu dari pasangan Arsyad (60) dan Murni (57) lahir dengan kondisi disabilitas fisik dan tidak bisa melakukan aktivitas.

Baca juga: Cerita Warga Miskin Ekstrem di Sumbawa: Anak Putus Sekolah, Pinjam Tanah untuk Bangun Rumah

"Anak saya ini lumpuh sejak lahir. la adalah anak ketiga kami," cerita Murni saat ditemui Jumat (19/1/2024).

Ia membutuhkan bantuan dan perhatian khusus dari pemerintah.

Warga Kelurahan Uma Sima, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa ini hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem dan kesulitan ekonomi.

“Anak saya hanya habiskan waktu sejak kecil hingga sekarang terbaring di kasur,” katanya.

Ia tak kuasa menahan air matanya tiap melihat kondisi anak bungsunya. Murni tak tega kala harus melihat penderitaan sang anak yang hanya terbaring sejak terlahir di dunia.

Murni ingin rasa sakit yang diderita sang anak dapat bisa disembuhkan. Tetapi semua itu terhambat biaya.

Faktor ekonomi membuat penyembuhan Hairul sering terhambat. Penghasilan orangtuanya tidak menentu.

Orangtua Hairul pekerja serabutan. Ayahnya yang merupakan marbot di salah satu masjid di Kelurahan Uma Sima tidak tak memiliki biaya untuk membawa Hairul berobat lanjut dan mendapatkan perawatan yang semestinya di rumah sakit.

Baca juga: Kisah Warga Miskin Ekstrem di Palopo, Berpenghasilan Rp 35.000 Per Hari untuk Hidupi Anak Cucu

Upaya penyembuhan pernah dilakukan orangtua mulai dari dirawat di rumah sakit tapi tidak lama. Ia hanya sekadar rawat inap.

Usaha lewat jalur pengobatan alternatif juga sudah dilakukan agar penyakit Hairul bisa teratasi.

Namun semunya tak membuahkan hasil, tubuh Hairul tetap saja seperti biasa. Jika harus dirawat secara maksimal dengan standar tinggi, terkendala masalah biaya.

Murni berharap penyembuhan sang anak bisa dibantu pemerintah agar sakit yang dialami dapat diobati dengan maksimal.

"Kami butuh bantuan. Semoga kondisi kami di sini bisa tersalurkan melalui media. Tolong kami adik," pinta Murni sambil meneteskan air matanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Ajak YouTuber Korsel ke Hotel, ASN Kemenhub Polisikan Sebuah Akun Facebook

Viral Ajak YouTuber Korsel ke Hotel, ASN Kemenhub Polisikan Sebuah Akun Facebook

Regional
Bertaruh Nyawa Tanpa Asuransi, Relawan Tagana Ini Pernah Dijarah Saat Bertugas

Bertaruh Nyawa Tanpa Asuransi, Relawan Tagana Ini Pernah Dijarah Saat Bertugas

Regional
Tutupi Tato, Maling Motor di Semarang Pakai Daster Neneknya Saat Beraksi

Tutupi Tato, Maling Motor di Semarang Pakai Daster Neneknya Saat Beraksi

Regional
Petualangan 'Geng Koboi' di Lampung Usai Setelah 11 Kali Mencuri Sepeda Motor

Petualangan "Geng Koboi" di Lampung Usai Setelah 11 Kali Mencuri Sepeda Motor

Regional
Rumah Tempat Usaha Pembuatan Kerupuk di Cilacap Terbakar

Rumah Tempat Usaha Pembuatan Kerupuk di Cilacap Terbakar

Regional
6 Orang Mendaftar di PDI-P untuk Pilkada Demak, Ada Inkumben Bupati

6 Orang Mendaftar di PDI-P untuk Pilkada Demak, Ada Inkumben Bupati

Regional
Tak Ada yang Mendaftar, Pilkada Sumbar Dipastikan Tanpa Calon Perseorangan

Tak Ada yang Mendaftar, Pilkada Sumbar Dipastikan Tanpa Calon Perseorangan

Regional
Pria yang Ditemukan Terikat dan Penuh Lumpur di Semarang Diduga Korban Penganiayaan

Pria yang Ditemukan Terikat dan Penuh Lumpur di Semarang Diduga Korban Penganiayaan

Regional
Pj Gubernur Riau Berupaya Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Pj Gubernur Riau Berupaya Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Regional
Cerita Perawat di NTT, Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Pelosok Manggarai Timur

Cerita Perawat di NTT, Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Pelosok Manggarai Timur

Regional
Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Regional
KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

Regional
Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Regional
Terlindas Mobil Pemadam, Petugas Damkar di Tegal Kritis

Terlindas Mobil Pemadam, Petugas Damkar di Tegal Kritis

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com