Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita PRT, Sopir Angkot, Penjual Sabun, dan Tukang Mi Ayam Maju Jadi Caleg: Pinjam Uang Dagangan Ibu (2)

Kompas.com - 19/01/2024, 13:03 WIB
Rachmawati

Editor

Di sepanjang perjalanan, mereka pun saling berdiskusi tentang masalah yang dihadapi kelompok miskin kota, mulai dari jaminan kesehatan, hingga bantuan sosial lain.

Sebelum turun dari angkot, Sigit mengatakan, “Harapan saya nanti kalau jadi, jangan lupa pada masyarakat bawah, jangan seperti caleg sebelumnya yang lupa, dan janjinya meleset terus.”

Kami lalu berhenti di sebuah terminal di Purwakarta sambil menunggu penumpang. Setengah jam berlalu, penumpang yang kami nanti tak kunjung datang.

Baca juga: PAN Bakal Panggil Caleg di Bondowoso yang Berniat Jual Ginjal

Pendapatan sopir angkot yang semakin sedikit menjadi salah satu motivasi Lestareno menjadi caleg.

“Saya pernah keluar dari subuh sampai malam hanya dapat Rp 17.000. Kini, penumpang sedikit, bensin mahal, dan servis mobil semakin tinggi,” katanya.

Bahkan, dia kerap berutang ke warung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Itu karena belum ada kebijakan yang memotivasi masyarakat untuk menggunakan transportasi massal,” katanya.

Selama kampanye, Lestareno telah mengeluarkan uang pribadi sebesar Rp 6 juta.

“Saya ini caleg miskin. Untuk kampanye, saya sampai pinjam uang dagangan nasi uduk ibu, sampai dia tidak dagang dua hari,” katanya.

Baca juga: Curhat Sopir Angkot Semarang, Dibayar Rp 200.000 agar Poster Caleg Menempel di Mobil

Lestareno juga mengaku tidak memiliki tim sukses karena keterbatasan biaya. Hanya ada beberapa teman yang membantunya secara sukarela untuk berkampanye.

Tantangan lain yang sempat dihadapi Lestareno adalah penolakan dari keluarga.

“Kerja tidak bawa uang, waktu habis tersita ke politik, lalu di rumah berantem sama istri,” aku Lestareno, seraya menambahkan bahwa ia mendapat gunjingan negatif dari lingkungan terdekatnya.

Tapi yang menjadi mimpi buruk buat dirinya adalah ketika warga meminta uang.

Istrinya, Neng Solihah mengaku sempat tidak mendukung Lestareno menjadi caleg karena menguras biaya.

“Sempat berantem karena belum menerima, sekarang terserah dia saja, yang penting keluarga aman. Jangan sampai utang dan keluarga berantakan. Menang kalah juga alhamdulillah saja lah,” katanya.

Setuju dengan istrinya, Lestareno mengatakan menang atau kalah adalah urusan belakangan karena yang terpenting baginya adalah mencoba dan belajar dari pengalaman.

“Tidak kapok, akan terus mencoba. Kalau tidak diberi kesempatan 2024 mungkin saya realisasikan di 2029, saya akan belajar dari kekurangan,” ujarnya.

Baca juga: Cerita PRT, Supir Angkot, Penjual Sabun dan Tukang Mi Ayam Maju Jadi Caleg: Total Uang Keluar Rp 1,5 Juta (3)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Regional
Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Regional
Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Regional
Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Regional
Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Regional
Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Regional
Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Regional
Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Regional
Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com