Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Embung Giritirto Kebumen Mangkrak, Sejak Dibangun Belum Pernah Dipakai, Petani Kesulitan Dapatkan Air

Kompas.com - 18/01/2024, 12:43 WIB
Bayu Apriliano,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KEBUMEN, KOMPAS.com - Adanya kerusakan pada embung Giritirto di Kecamatan Karanggayam, Kebumen, Jawa Tengah dikeluhkan oleh para warga khususnya petani.

Pasalnya embung yang sejatinya dibangun untuk mengairi areal pertanian dan sumber air tersebut justru tidak bisa dimanfaatkan.

Sejak pertama dibangun pada 2018 silam, embung yang berada di Desa Giritirto, Kecamatan Karanggayam tersebut sampai saat ini belum bisa difungsikan karena mengalami banyak kerusakan yang cukup parah.

Embung ini terlihat mangkrak begitu saja, tanpa ada penanganan. Kerusakan terlihat dengan adanya retakan di dinding embung.

Baca juga: Lapangan Golf Blora Mangkrak, Dipakai Tempat Mesum?

Kondisi ini juga diperparah dengan banyaknya semak belukar yang menutupi pagar-pagar embung.

Hal ini membuat masyarakat sekitar merasa prihatin. Mereka menyayangkan, embung yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk pertanian warga, justru mangkrak begitu saja.

"Pastinya kita menyayangkan, sejak dibangun sampai saat ini belum bisa dipakai. Padahal kebutuhan air untuk pertanian warga mengharapkan dari embung ini, tapi kenyataanya memang tidak bisa difungsikan," ujar Maslam salah seorang warga setempat saat ditemui di lokasi embung, Kamis (18/1/2024).

Baca juga: Petani Merugi Saat Sektor Pertanian Tumbuh di Tengah Pandemi Corona, Apa Masalahnya?


Baca juga: Embung Langensari di Yogyakarta: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Gagal panen karena kekurangan air

Menurutnya, dengan adanya kerusakan ini, warga merasa dirugikan karena lahan pertanian mereka pada saat musim kemarau sangat kekurangan air.

Apalagi seperti saat ini, akibat musim kemarau yang cukup panjang, banyak lahan pertanian yang tidak berfungsi bahkan gagal panen karena kekurangan air.

"Benar-benar saat kemarau kita butuh air untuk lahan pertanian, kemarin kita juga minta bantuan BPBD untuk droping air, dikasih beberapa tangki saja masih kurang, karena banyak warga yang membutuhkan," imbuhnya.

Diketahui, mayoritas warga di Desa Giritirto adalah petani, sehingga pasokan air menjadi kebutuhan utama.

Maslam dan warga yang lain pun berharap agar embung ini bisa diperbaiki agar benar-benar bisa digunakan sebagaimana mestinya dan tidak mangkrak seperti saat ini.

"Kami sangat kecewa embung ini rusak. Tadinya kan harapan masyarakat ketika embung ini jadi, bisa dimanfaatkan untuk pengairan lahan pertanian, tapi ternyata tidak," ungkapnya.

Baca juga: Nasib Petani di Negeri Lumbung Sawit

Embung belum bisa difungsikan

Sementara itu, Kepala Desa Giritirto, Sugito menjelaskan, embung Giritirto pertama kali dibangun pada 2018, namun pengerjaannya tidak selesai.

Menurutnya, pihak penyedia jasa tidak sanggup, dan tidak bisa dibayarkan sehinga pembangunan sempat terhenti.

Halaman:


Terkini Lainnya

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Regional
Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Regional
Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Regional
Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com