Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nikmati Berkah Pemilu, Warga Kebumen Rakit Kotak Suara

Kompas.com - 04/01/2024, 11:17 WIB
Bayu Apriliano,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KEBUMEN, KOMPAS.com - Kontestasi politik menjelang Pemilu 2024 di Kabupaten Kebumen membawa berkah bagi warganya. Sebuah lapangan kerja baru muncul, di mana mereka dapat bekerja sebagai perakit kotak suara dan pelipatan surat suara.

Masyarakat Kebumen merasa bersyukur dengan masuknya banyak logistik pemilu ke daerah mereka.

Dalam gudang KPU Kebumen di Desa Muktisari, mereka aktif merakit kotak suara, menghasilkan lebih dari Rp 1 juta per hari untuk satu tim perakit dengan produksi hingga 700 kotak suara.

Baca juga: Antisipasi Lonjakan Pasien Stres Pasca-Pemilu 2024, RSUD dr Soedirman Kebumen Sediakan Bangsal Jiwa

Aswad Hadi Mukholid, seorang perakit kotak suara menyatakan, dalam merakit dan melihat surat suara, ia dan tim bisa mengerjakan hingga ratusan kotak dan surat suara setiap harinya.

"Sehari bisa dapat 700, kalo uangnya kan kita kerja tim, jadi kalo satu tim itu sudah satu juta lebih, dibagi lima orang, empat orang, ya lumayan," kata Aswad pada Kamis (4/1/2024).

"Cukup untuk nambah penghasilan saja, kalo yang dikerjain itu perakitan, terus nanti ada pelipatan untuk surat suara ada packing dari PPK, kalo packing khusus PPK biasanya, kalo kita paling untuk perakitan saja," tambah Aswad.

Baca juga: Kuasa Hukum Caleg di Kebumen Sangkal Kliennya Mesum di Mobil

Penghasilan ini membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka. KPU Kebumen melibatkan masyarakat sekitar sebagai tenaga lepas dalam perakitan kotak suara, dengan pengawasan internal.

Ketua KPU Kebumen, Dzakiatul Banat menjelaskan, ditemukan ratusan kotak suara rusak selama proses perakitan. Proses ini juga melibatkan pengawasan harian untuk memastikan kualitas perakitan.

"Kalau yang bekerja itu memang dari tenaga lepas dari pihak luar bukan dari internal KPU," tutur Dzakiatul.

Dzakiatul menyebut akan melaporkan kerusakan logistik tersebut ke KPU Jawa Tengah untuk dilakukan penggantian.

"Tentunya dalam proses ini kita sudah mendapatkan beberapa kerusakan ya, karena kan kalo yang dulu pada saat masuk didrop itu kan masih dalam proses satu pack paketan, pada saat dibuka ternyata memang ada beberapa kerusakan kerusakan, entah itu tulisannya, atau potongan-potongannya kurang presisi dan ada beberapa kotak suara yang juga robek, tapi ini masih dalam proses," Pungkas Dzakiatul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Regional
Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Regional
Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Regional
Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com