KOMPAS.com - Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Polda Sulteng) menghentikan operasional PT Indonesia PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) sampai ada “penyelesaian dari hasil penyelidikan”, imbas ledakan dan kebakaran tungku yang menewaskan belasan pekerja dan melukai puluhan lainnya.
Dalam perkembangan terbaru, korban tewas akibat insiden kecelakaan kerja ini bertambah menjadi 16 orang pekerja pada Senin (25/12).
Juru Bicara PT IMIP Dedy Kurniawan mengonfirmasi tiga pekerja yang meninggal terdiri dari satu pekerja Indonesia dan dua pekerja asing.
Baca juga: Tragedi Ledakan Tungku Smelter Nikel di Morowali, 13 Pekerja Tewas, 4 di Antaranya WNA China
Sementara, Direktur Utama RSUD Morowali, dr Agus AS Partang mengungkapkan secara keseluruhan jumlah korban akibat insiden ini sebanyak 62 orang, 16 di antaranya meninggal dunia.
"Total meninggal dunia jadi 16 orang. 6 TKA (tenaga kerja asing), 10 TKI (tenaga kerja Indonesia). Keseluruhan korban 62 orang," ujar Direktur RSUD Morowali, dr Agus AS Partang, Senin (25/12) malam.
Kapolda Sulteng Irjen Pol Agus Nugroho mengatakan pihaknya telah membuat tim gabungan untuk menyelidiki penyebab kebarakan tungku di PT ITSS yang membuat 59 karyawannya menjadi korban.
Tim gabungan itu terdiri dari penyidik Polda Sulteng bersama Polres Morowali— yang juga didukung oleh tim penyidik Bareskrim Polri, Tim DVI Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Bidokkes), dan tim Inafis dari laboratorium forensik Makasar dan Mabes Polri.
Baca juga: Kata Media Asing soal Tungku Smelter Milik ITSS di Morowali yang Meledak
Tempat kejadian perkara juga sudah “diamankan”.
“Untuk saat ini operasional PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) kita hentikan sampai adanya penyelesaian dari hasil penyelidikan nanti,” kata Agus dalam rilis resminya.
Tungku di satu pabrik pengolahan nikel milik PT ITSS di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) terbakar dan menyebabkan belasan orang pekerja meninggal dunia dan puluhan lain mengalami luka.
Kementerian Luar Negeri China pada hari Senin (25/12) mengonfirmasi pekerja asal China tewas dalam kebakaran di pabrik peleburan nikel milik ITSS.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning, mengatakan pihaknya telah menginstruksikan kedutaan besar China di Indonesia untuk berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dan mengidentifikasi penyebab kecelakaan tersebut sesegera mungkin.
Baca juga: Istri dan Anak Menangis Peluk Jenazah Taufik Korban Ledakan di Morowali
"Juga secara bersamaan memandu perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam insiden tersebut untuk menangani dan menyelesaikan masalah tersebut," ujar Mao Ning dalam konferensi pers, Senin (25/12), seperti dikutip dari kantor berita Reuters.
"China akan terus menjaga komunikasi yang erat dengan Indonesia dan melakukan upaya tindak lanjut dengan baik." lanjutnya.
Kecelakaan itu bermula ketika tim teknis dari PT ITSS akan melakukan perbaikan terhadap salah satu tungku feronito yang ada dilantai dua.
Namun, pada saat tim teknis melakukan pembongkaran tungku, tiba-tiba terjadi ledakan disertai semburan api, yang mengakibatkan kebakaran di ITSS.
“Berdasarkan hasil pemantauan di lapangan bersama Danrem 132 Tadulako dan instansi terkait lainnya, sejatinya di kawasan PT IMIP Alarm system dan tanggap segeraan sudah sangat baik,” kata Kapolda Sulteng Agus Nugroho.
Baca juga: Beijing Pastikan 4 Pekerja China Tewas akibat Ledakan Smelter di Morowali
Polisi tengah melakukan penyelidikan.
Sebelumnya diberitakan, kecelakaan kerja di PT ITSS berawal dari perbaikan tungku pengelolaan nikel yang dilakukan sejumlah pekerja, yang terdiri dari tenaga kerja Indonesia dan tenaga kerja asing.