SULAWESI TENGAH, KOMPAS.com- Korban tewas akibat kebakaran yang terjadi di tungku smelter nikel milik PT. Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), bertambah menjadi 13 orang dari sebelumnya 12 orang. Sementara itu, 46 orang mengalami luka.
"Informasi yang saya dapat itu sudah bertambah menjadi 13 orang, yang lainnya masih dalam perawatan," kata Dedy Kurniawan, Kepala Divisi Media Relations PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) kepada BBC News Indonesia, Minggu (24/12).
Baca juga: Korban Meninggal akibat Kebakaran Tungku Smelter di Morowali Jadi 13 Orang
13 korban tewas yang terkonfirmasi saat ini terdiri dari sembilan pekerja Indonesia dan empat pekerja asal China.
Dedy melanjutkan, 46 korban luka umumnya disebabkan karena terkena uap panas. Sebanyak 29 korban luka dirujuk ke RSUD Morowali, 12 orang sedang dilakukan observasi oleh Klinik IMIP, dan lima orang rawat jalan.
Insiden itu terjadi karena ledakan tungku di salah satu pengolahan nikel milik PT. Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), salah satu tenant yang beroperasi di Kawasan IMIP, Morowali, Sulawesi Tengah.
Baca juga: Detik-detik Tungku Smelter Morowali Meledak, Diduga Ada Cairan Pemicu Ledakan
Sejak api dipadamkan, sejumlah otoritas termasuk kepolisian dan dinas tenaga kerja telah melakukan investigasi di lapangan.
"Lokasi kejadian sudah dalam penjagaan ketat dan hanya tim investigasi yang boleh masuk ke lokasi kejadian," tambah Dedy.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tengah, Irjen Pol Agus Nugroho mengatakan pihaknya bersama Danrem 132 Tadulako sudah sampai di kawasan industri nikel PT IMIP untuk mengecek lokasi kejadian.
“Proses evakuasi korban sudah dilakukan. Pemadaman di lokasi sudan dilkuakan tim Damkar perusahaan dan Damkar pemerintah daerah,” ujarnya kepada M Taufan, wartawan di Palu yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Baca juga: Dugaan Penyebab Ledakan Tungku Smelter di Morowali yang Tewaskan 12 Orang
Insiden ini berawal dari perbaikan tungku pengelolaan nikel yang dilakukan sejumlah pekerja, yang terdiri dari tenaga kerja Indonesia dan tenaga kerja asing.
Saat dilakukan perbaikan itu, tungku meledak dan terbakar sekitar pukul 05.30 WITA sehingga mengakibatkan 59 karyawan yang bekerja di lokasi menjadi korban.
Sejumlah pekerja yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian mendegar ledakan keras. Mereka pun dimbau pihak perusahaan tidak ke sumber ledakan.
“Keras sekali ledakannya, kami dengar cuman tidak berani mendekat karena sudah ada larangan perusahaan,” aku salah satu pekerja PT ITSS yang tidak mau disebutkan namanya kepada wartawan M Taufan.
Baca juga: Ledakan Mirip Bom Kejutkan Warga di Bima NTB
PT IMIP meralat keterangan sebelumnya yang menyebut adanya tabung oksigen yang meledak.
Dalam keterangannya, Dedy mengatakan tungku smelter yang terbakar diidentifikasi dengan "No. 41", awalnya masih ditutup untuk operasi pemeliharaan.
"Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi," katanya.
Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran. Akibatnya, kata dia, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa.
Baca juga: Hasil Investigas Sementara Ledakan Tungku Smelter di Morowali yang Sebabkan 12 Orang Tewas
"Hasil identifikasi penyebab kecelakaan ini sekaligus menegaskan bahwa tidak ada tabung oksigen yang meledak seperti diinformasikan sebelumnya," kata Dedy.