Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kak Seto Kunjungi Bocah SD yang Diperkosa 11 Remaja di Indramayu

Kompas.com - 23/12/2023, 07:30 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Seto Mulyadi alias Kak Seto datang mengunjungi kediaman korban pemerkosaan oleh 11 anak jalanan di Kecamatan Kedokan Bunder, Kabupaten Indramayu, Jumat (22/12/2023).

Dalam kunjungannya tersebut, Kak Seto banyak berbincang dengan korban CS (13) yang masih duduk di bangku kelas 6 SD.

Pada kesempatan itu, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) itu menanyakan cita-cita-cita CS. Kepada Kak Seto, korban mengaku ingin jadi pramugari saat dewasa nanti.

"Ananda ini katanya ingin jadi pramugari," ujar Kak Seto.

Baca juga: Pilu, Bocah SD di Indramayu Diperkosa 11 Anak Jalanan Berulang Kali, Sang Ibu Syok dan Meninggal

Oleh karenanya, Kak Seto menitipkan treatment psikologis yang optimal kepada korban.

Di sisi lain, Kak Seto juga menugaskan LPAI Indramayu untuk ikut membantu trauma healing kepada korban yang sudah dilakukan oleh pemerintah daerah.

Ia juga percaya tim yang diturunkan oleh Pemda Indramayu mulai dari psikolog dari RS Bhayangkara Losarang hingga Disduk-P3A Indramayu bisa secepatnya mengatasi trauma yang diderita oleh korban.

"Mudah-mudahan ini bisa ditangani serius agar luka-luka yang dialami ananda bisa dipulihkan," ujar dia.

"Dan kami dari LPAI memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada semua jajaran yang sudah memberikan perhatian kepada kasus ini," tambah dia.

Baca juga: 4 Fakta Kasus Pemerkosaan Siswa SD di Indramayu, Ibu Korban Syok dan Meninggal Dunia

Kak Seto menceritakan, dalam kunjungannya ke Indramayu itu ia juga bertemu Kapolres Indramayu, AKBP M Fahri Siregar.

Kepada kepolisian, ia juga meminta agar perlindungan terhadap anak di Kabupaten Indramayu bisa ditingkatkan lagi.

"Mudah-mudahan ini bisa disampaikan juga kepada Ibu Bupati Indramayu untuk bisa memberdayakan masyarakat," ujar dia.

Ia mengatakan LPAI sudah sudah merintis Seksi Perlindungan Anak di Tingkat Rukun Tetangga (Sparta).

Saat ini, Sparta sudah terbentuk di lima kabupaten kota yakni Tanggerang Selatan, Banyuwangi, Bengkulu Utara, Bekasi, dan Belitung.

"Dan keenam mudah-mudahan juga bisa terbentuk di Kabupaten Indramayu," ujar dia.

Baca juga: Ibu di Indramayu Meninggal, Syok Ketahui Anaknya Jadi Korban Perkosaan

Kak Seto mengatakan, Sparta ini didalamnya melibatkan masyarakat agar bisa lebih peduli lagi terhadap perlindungan anak di lingkungannya.

"Karena perlindungan anak bukan hanya tanggungjawab negara tapi juga masyarakat dan keluarga, termasuk media," ujarnya

Seperti diberitakan sebelumnya, kasus pemerkosaan tersebut dilaporkan ke Polres Indramayu pada Senin (11/12/2023).

Korban mengaku dicekoki miras oleh para pelaku. Polisi kemudian menangkap empat remaja yang usianya di bawah 20 tahun dan menetapkan mereka sebagai tersangka.

Namun saat diperiksa, mereka memberitahu bahwa ada pelaku lain ikut terlibat. Total ada 11 anak jalanan yang memperkosa korban.

Saat ini polisi telah mengantongi nama-nama terduga pelaku lainnya yang masih belum ditangkap.

Baca juga: Ibu di Indramayu Meninggal Setelah Tahu Putrinya yang SD Diperkosa Empat Anak Jalanan

"Sampai saat ini kami masih terus melakukan penyelidikan soal keberadaan terduga pelaku lainnya," ujar Kapolres Indramayu, AKBP M Fahri Siregar pada Kamis (21/12/2023).

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kak Seto Angkat Bicara Soal Kasus Bocah SD Digilir Gerombolan Anak Punk di Indramayu, Ini Katanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Regional
Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Regional
Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Regional
Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Regional
352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

Regional
360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

Regional
Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Regional
Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Regional
Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Regional
Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Regional
Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Regional
Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Regional
Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Regional
Gibran Izin Tak Masuk Kerja 5 Hari untuk Kunker ke UEA dan Qatar

Gibran Izin Tak Masuk Kerja 5 Hari untuk Kunker ke UEA dan Qatar

Regional
Cerita Abdul Hamid Korban Banjir Nunukan, Tidur Memeluk Parang untuk Usir Buaya dan Ular Hitam

Cerita Abdul Hamid Korban Banjir Nunukan, Tidur Memeluk Parang untuk Usir Buaya dan Ular Hitam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com