Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran, Bambang Pacul: Dari "Food Estate" Jadi ""Free Food" Itu Piye?

Kompas.com - 23/12/2023, 07:29 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com –  Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul mengkritik program unggulan makan siang gratis milik pasangan calon nomor urut 02 Prabowo-Gibran.

Dia menyoroti besarnya anggaran yang digelontorkan untuk program itu hingga Rp 400-an triliun.

Baca juga: Prabowo Beri Nilai 9,9 Buat Performa Gibran dalam Debat Cawapres

Menurutnya, jumlah tersebut sudah sewajarnya dipertanyakan oleh publik.

Pacul juga menyinggung program food estate yang digadang-gadang dalam pemerintahan Jokowi pada akhirnya mangkrak.

“Paslon nomor 2 dia membuat makan siang gratis, biayanya Rp 400 triliun itu uang siapa? Pertanyaan utama itu. Habis ada program food estate sekarang menjadi free food, wah food estate jadi free food itu piye (bagaimana)?” kata Pacul usai nobar debat cawapres di panti Marhaen Semarang, Jumat (22/12/2023) malam.

Baca juga: Ditemui Usai Debat Cawapres, Ini Pesan JK untuk Anies dan Muhaimin

Ketua Komisi III DPR RI itu menilai kedua program tersebut, yakni food free dan food estate, masih memerlukan riset mendalam.

Sehingga alokasi dana untuk program itu tak terbuang sia-sia.

“Dua-duanya perlu riset, perlu data, kalau tidak bisa lewat itu duit, bahaya. Tidak bisa uang dibuang seenaknya, bahaya. Rp 400 triliun kalau bisa dengan riset yang baik, maka uangnya bisa tepat jatuhnya dan menguatkan,” tegasnya.

Baca juga: Temui JK Usai Debat Cawapres, Anies-Muhaimin Ucapkan Terima Kasih atas Dukungan di Pilpres 2024

Tak tanggung-tanggung, Pacul menyebut, program makan siang gratis tidak lebih baik dari memberikan warga miskin dua ayam petelur dan seekor ayam jago.

“Cara bodoh yang lain, kalau kita ketemu orang desa yang miskin, kasihlah ayam jago 1 dan ayam petelur 2, dari pada dikau kasih makan siang gratis. Mohon maaf ini, 2 program ini meski berbasis riset, riset kan kita punya BRIN. Program food estate, free food, itu harus riset,” bebernya.

Kritik program 40 kota

Selain makan siang gratis, Pacul juga mengkritik cawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar yang berencana membangun 40 kota setara Jakarta.

“Kalau dari Mister 01, membangun 40 kota setara dengan Kota Jakarta bagaimana ceritanya? Membuat kota itu perlu desain, kotanya yang sudah ada kita kembangkan. Loh itu kenapa Jakarta yang crowded tidak bisa kita perbaiki?” tegasnya.

 Bagi Pacul, ide Cak Imin juga prlu disertai riset mendalam. Pasalnya, dana Rp 400 triliun yang dialirkan untuk pembangunan 40 kota setara Jakarta harus digunakan dengan tepat.

“Berapa tahun dibutuhkan itu? Bagaimana risetnya? Jangan ngawur dong, Rp 400 triliun nanti yang dipake bangun 40 kota itu uang siapa? Kalau pakai APBN itu jelas uang pajak kita, kita perlu cermati. Riset harus menjadi basis kita, jangan fast track, membangun bangsa dan negara kok fast track itu gimana?” ujarnya.

Baca juga: Bolak-balik Cak Imin Sebut Slepet dalam Debat Cawapres, Total 15 Kali

 

Baju adat yang dipakai Mahfud

Pacul juga menilai pakaian adat Madura yang dikenakan Mahfud MD sebagai cawapres Ganjar-Pranowo merupakan pendekatan Mahfud untuk menghapus stigma negatif warga Madura.

“Pak Mahfud tampilan fisiknya menunjukkan asal beliau dari Madura, itu mau membuat bounding dengan kawan madura di sana, dan menunjukkan 'ini aku ada anak bangsa suku dari dikau, Bangsa Indonesia juga, aku sebagai wapres tidak malu pakai pakaianmu’,” terangnya.

Dia menilai Menpolhukam RI itu menjelaskan sesuatu secara akademis. Alhasil substansi yang Mahfud sampaikan memerlukan waktu lebih dari yang ditentukan KPU.

"Kita sudah paham lah siapa Pak Mahfud, semua sudah tahu dia adalah ahli hukum dan sejarahnya panjang, kita tahu dia orang bersih,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Regional
Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Regional
Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com