Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Pemalsu Tiket Piala Dunia U17: Belajar Otodidak

Kompas.com - 25/11/2023, 13:38 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Pelaku pemalsuan tiket Piala Dunia U17, MS (21), menjual tiket buatannya melalui Facebook. 

Akibat perbuatan MS, warga Kupang Krajan, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), puluhan orang menjadi korban. 

Tersangka MS mengaku melakukan aksinya melalui Facebook. Ia memosting tiket tersebut dengan tiga akun palsu.

Baca juga: Tersangka Jual Tiket Palsu Piala Dunia U17 Lebih Murah Rp 130.000

Warga Kota Surabaya ini sempat menawarkan 3 orang, namun yang berhasil hingga transaksi 1 orang.

Untuk mendapatkan desain asli tiket, ia mengambilnya dari media sosial. Ia kemudian mengeditnya dan menyerahkannya ke korban.

"Di Facebook banyak yang tertarik, saya coba (otodidak) praktekkan. Terus saya edit (tiket palsu) sendiri, dari postingan orang. DM 3 orang, tapi yang bayar cuma 1 orang," kata MSR, Sabtu (25/11/2023).

Baca juga: Penjual Tiket Palsu Piala Dunia U17 Ditangkap, Modusnya Dijual di Facebook

Tersangka ditangkap Tim Sub Satgas Gakum Operasi Aman Bacuya 2023 pada Kamis (23/11/2023).

Ia terancam dikenakan pasal 24 A ayat (1) Jo Pasal 28 Ayat (1) Undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ataupun Pas 378 KUHP.

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Tengah (Jateng) Kombes Pol Dwi Subagio mengatakan, pelaku diamankan di Kota Surabaya, Kamis (23/11/2023).

"Tersangka telah mendapatkan hasil dari 30 orang korban. Kami telusuri kegiatannya, saat ini masih kami dalami lagi terkait motif dan jaringannya. Sementara jaringannya, dia melakukan aksi sendiri," kata Kombes Pol Dwi Subagio di Kota Solo, Sabtu (25/11/2023).

Tersangaka menjual tiket menggunakan media sosial Facebook dengan akun Nagoro Erlangga, seharga Rp 130.000.

Harga tersebut lebih murah dari harga resmi FIFA Rp 150.000 saat laga putaran 16 besar pertandingan antara Timnas Ekuador vs Brazil serta Spanyol vs Jepang.

Kemudian saat hari pertandingan, tersangka berjanji akan menemui korban untuk mengembalikan uang kelebihan harga tiket yang ditransfer Rp 150.000.

Namun saat korban menghubungi tersangka, nomor sudah diblokir. Korban mencoba masuk stadion dengan menggunakan barcode yang dikirim tersangka, tiket tidak sah.

"Jika dari laporan, korban satu orang Rp 150 ribu. Tapi dari Dana sekitar Rp 3 juta dengan 30 orang korban," ujarnya.

Kepala Satgas Pamwil Jawa Tengah Operasi Aman Bacuya Kombes Pol Muhammad Anwar Nasir mengatakan, hasil uang tersebut digunakan pelaku untuk jalan-jalan.

"Jadi hasilnya dipakai untuk jalan-jalan ke Tretes (Prigen)," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com