Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Bupati TTU Sebut Stunting Tinggi karena Warga Pantang Makan Ikan dan Daging

Kompas.com - 20/11/2023, 20:04 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Wakil Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), Eusabius Binsasi, menyebut ada sejumlah alasan angka stunting di wilayahnya tinggi.

Satu di antaranya adalah kebiasaan atau tradisi warganya yang pantang terhadap makanan tertentu.

Hal itu disampaikan Eusabius saat menggelar rapat koordinasi bersama Penjabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake, dan Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) NTT Elsa Pongtuluran serta sejumlah Bupati dan Wakil Bupati di Kantor Bupati Kupang, Senin (20/11/2023).

Baca juga: Bupati Bandung Sebut ASN akan Jadi Orangtua Angkat Anak Stunting

"Ada kampung yang tidak makan ikan. Ada suku yang tidak boleh tanam kelor. Ada suku yang malah tidak boleh makan daging," ungkap Eusabius.

Masalah lainnya, lanjut Eusabius, masih berkaitan dengan perilaku atau cara berpikir masyarakat tentang tradisi atau adat istiadat.

Menurutnya, ada masyarakat yang lebih memprioritaskan ayah daripada anak. Artinya anak selalu yang dinomorduakan, sehingga gizi tidak tersalurkan kepada anak.

Terhadap kelompok masyarakat ini, asupan gizi yang diberikan melalui pemberian makanan tambahan dan lainnya akhirnya tidak bermanfaat.

"Solusinya, kami bekerjasama dengan Universitas Timor di Kefamenanu untuk meneliti tentang kampung-kampung atau suku yang tidak makan ikan, kelor, daging dan sebagainya, agar ada asupan gizi pengganti, sehingga bisa menurunkan angka stunting," ujar dia.

Eusabius memerinci, untuk data stunting di Kabupaten yang berbatasan darat dengan Distrik Oekusi, Timor Leste, pada Bulan Februari 2023 berdasarkan hasil penimbangan adalah 24,34 persen atau 5.125 anak dari 21.056 anak.

Kemudian, pada Agustus 2023 turun 1,73 persen menjadi 22,61 persen atau 4.555 anak dari 20.148 anak yang ditimbang.

"Kami memang sudah bekerja keras untuk menurunkan angka stunting dengan berbagai inovasi. Ada dua cara yakni gemas (gerakan menurunkan angka stunting) dan gerpas (gerakan peduli anak stunting)," kata Eusabius.

Baca juga: Kualitas Dikeluhkan, Pemberian Makanan Tambahan untuk Balita Stunting di Jombang Dihentikan

Dia berharap, inovasi itu akan terus menurunkan angka stunting sesuai standar yang ditetapkan pemerintah pusat dan provinsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Warga di Ponorogo Tandu Nenek Sejauh 2 Km Berobat, Derita Jalan Rusak Bertahun-tahun

Cerita Warga di Ponorogo Tandu Nenek Sejauh 2 Km Berobat, Derita Jalan Rusak Bertahun-tahun

Regional
Ketua MAKI Siap Bantu Blora Ajukan JR UU HKPD, Bupati Arief Sambut dengan Tangan Terbuka

Ketua MAKI Siap Bantu Blora Ajukan JR UU HKPD, Bupati Arief Sambut dengan Tangan Terbuka

Regional
Liburan Bareng Sekolah, Murid TK di Musi Rawas Tewas Tenggelam di Kolam Renang

Liburan Bareng Sekolah, Murid TK di Musi Rawas Tewas Tenggelam di Kolam Renang

Regional
Wisata Pagubugan Melung di Banyumas: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Wisata Pagubugan Melung di Banyumas: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Tingkatkan Semangat Nasionalisme, Bupati Blora Bagikan Bendera Merah Putih Saat Upacara Hari Lahir Pancasila

Tingkatkan Semangat Nasionalisme, Bupati Blora Bagikan Bendera Merah Putih Saat Upacara Hari Lahir Pancasila

Regional
Arif Sugiyanto Resmi Dapat Rekomendasi dan Surat Tugas dari 3 Partai untuk Pilkada Kebumen

Arif Sugiyanto Resmi Dapat Rekomendasi dan Surat Tugas dari 3 Partai untuk Pilkada Kebumen

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Manokwari Papua Barat, Ikut Dirasakan di Biak

Gempa M 5,2 Guncang Manokwari Papua Barat, Ikut Dirasakan di Biak

Regional
Curug Gomblang di Banyumas: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Curug Gomblang di Banyumas: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Ransiki Papua Barat, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Ransiki Papua Barat, Tak Berpotensi Tsunami

Regional
Daftar Bupati melalui PKB, Ketua NU Kabupaten Semarang Siap Jadi Katalisator Koalisi

Daftar Bupati melalui PKB, Ketua NU Kabupaten Semarang Siap Jadi Katalisator Koalisi

Regional
Buntut Kasus Perundungan Siswi SD di Ambon, Polisi Gelar Sosialiasi Stop Bullying di Sekolah

Buntut Kasus Perundungan Siswi SD di Ambon, Polisi Gelar Sosialiasi Stop Bullying di Sekolah

Regional
Masalah Biaya Teratasi, Jenazah TKI Banyumas di Jepang Segera Dipulangkan ke Tanah Air

Masalah Biaya Teratasi, Jenazah TKI Banyumas di Jepang Segera Dipulangkan ke Tanah Air

Regional
Polresta Ambon Beri Trauma Healing untuk Siswi SD Korban Pemerkosaan Oknum Polisi

Polresta Ambon Beri Trauma Healing untuk Siswi SD Korban Pemerkosaan Oknum Polisi

Regional
Sumur Minyak Ilegal Aceh Timur Meledak, BPMA Minta Proses Hukum Pelaku

Sumur Minyak Ilegal Aceh Timur Meledak, BPMA Minta Proses Hukum Pelaku

Regional
Mujito Racuni 4 Kambing Milik Tetangga, Mengaku Sakit Hati karena Tak Boleh Dibeli

Mujito Racuni 4 Kambing Milik Tetangga, Mengaku Sakit Hati karena Tak Boleh Dibeli

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com