Berdasarkan SK 580, total luas wilayah Aceh Tenggara 414.664 hektar, dan 380.457 hektar di antaranya adalah KEL.
Berdasarkan SK 580, luas KEL di Aceh Tenggara awalnya 380,457 hektar, dan terus mengalami penyusutan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Sisa KEL pada 2022 hanya 326,048 hektar, terjadi penyusutan seluas 54,409 hektar, atau seluas 14,30 persen.
Baca juga: Pj Bupati: Banjir Aceh Utara Kiriman dari Bener Meriah
Menurut Afif, KEL merupakan salah satu hamparan hutan hujan tropika terkaya di Asia Tenggara, serta menjadi lokasi terakhir di dunia yang ditempati gajah sumatera, badak sumatera, harimau sumatera, dan orang utan sumatra dalam satu area.
Parahnya kerusakan tutupan hutan di Aceh Tenggara mayoritas terjadi dalam Hutan Lindung (HL) dan Taman Nasional (TN) yang seharusnya dijaga dan dilindungi.
Dampaknya, saat musim hujan dengan intensitas tinggi, banjir dengan mudah terjadi, karena daya tampung semakin berkurang akibat hutan sudah gundul.
WALHI Aceh mendesak Pemerintah Aceh memproteksi kerusakan hutan di Aceh Tenggara yang terus terjadi setiap tahunnya.
Begitu juga, untuk tidak membuka jalan baru, cukup memaksimalkan jalan yang sudah ada dengan memperbaiki agar mudah dilalui.
Baca juga: Update Banjir Aceh Utara, 63 Desa Terendam dan Sekolah Diliburkan
Selain itu, WALHI Aceh juga mengajak warga yang tinggal di daerah yang rawan bencana alam, baik itu banjir maupun lainnya agar selalu waspada.
Penting bagi warga untuk adaptif terhadap berbagai bencana ekologi, baik saat kejadian bencana maupun sebelum bencana terjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.