Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Perbatasan Papua Nugini: Dari Belanja Bahan Pokok sampai Layanan Kesehatan Memilih ke Indonesia

Kompas.com - 14/11/2023, 16:08 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi

SEORANG kakek yang tengah duduk santai di sebuah taman terlihat langsung tersenyum lebar saat melihat lima pemuda dari kejauhan mendekatinya. Dia tampak antusias. 

Ketika jarak kelompok pemuda tersebut semakin dekat, tanpa aba-aba sang kakek langsung menjulurkan tangan kanannya untuk menyalami mereka satu per satu.

Para pemuda tersebut lalu memperkenalkan diri, begitu juga sebaliknya sang kakek yang mengaku bernama Silasianay (61 tahun). 

Perjumpaan sekawanan pemuda dengan Silasianay terjadi di sebuah halaman luas di Desa Wariaber, Papua Nugini. Lokasinya berada di belakang Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sota, Distrik Sota, Kabupaten Merauke, Papua Selatan.

Baca juga: Duduk Perkara Rumor Miring di Sota, Perbatasan Paling Timur Indonesia

Tak lama setelah saling memperkenalkan diri, Silasianay yang mengenakan topi hitam mengajak para pemuda untuk duduk di bangku kayu di bawah pohon besar.

Para pemuda itu pun langsung bergegas menuju bangku dengan melewati plang bertuliskan "Selamat Datang di Papua New Guinea". Sekelompok anak kecil mengikuti para pemuda ini dari kejauhan.

Perbincangan pun terjadi antara para pemuda dan Silasianay. Adapun sekelompok anak-anak tadi hanya mendengarkan sembari bercengkerama di antara mereka.

Dari perbincangan yang terjadi, Silasianay ternyata bukan orang sembarang. Ia adalah ketua Suku Kanum Papua Nugini. Sebaran suku ini tak hanya di Desa Wariaber, tetapi juga sampai ke wilayah Merauke.

Karena persebaran yang luas itu, Silasianay dan warga Suku Kanum pada umumnya memiliki hubungan emosional dengan warga Indonesia. Bukan tidak mungkin, warga dari dua negara yang berbeda ketika dirunut ternyata masih punya hubungan kerabat.

Lebih dekat ke Indonesia

Terlepas dari hubungan emosional karena persebaran luas suku tersebut, Silasianay menyebut warga sukunya di Papua Nugini cenderung tergantung ke Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Ini soal jarak.  

Kebutuhan pokok lebih mudah dan lebih dekat didapat warga Desa Wariaber dari Pasar Sota yang ada di wilayah Indonesia.

Banyak dari mereka yang rutin mencari bahan kebutuhan pokok seperti minyak dan beras ke Pasar Sota, baik untuk dikonsumsi sendiri maupun diperjualbelikan lagi di Papua Nugini.

"Kalau (beli) beras di Papua Nugini (ada) tapi jauh, lebih dekat ke Sota," kata Silasianay kepada Kompas.com, Senin (13/11/2023).

Ketika mencari bahan kebutuhan pokok, mereka masuk ke Indonesia tidak dengan tangan kosong. Acap kali, mereka membawa daging rusa hasil buruan atau ikan air tawar untuk dijual juga di Pasar Sota.

Baca juga: Catatan Perjalanan Menuju Sota, Titik Nol Kilometer Paling Timur Indonesia

Saat bertransaksi di Pasar Sota, uang yang dipakai adalah rupiah. 

"Ya kami jualan ke pasar Sota ini sudah jadi uang rupiah untuk kami banyaknya untuk belanja lagi di dalam (Sota), macam garam, gula, baru kembali lagi (ke Papua Nugini)," tutur Silasianay.

Tak hanya urusan bahan pokok, banyak anak-anak dari Desa Wariaber bersekolah di Distrik Sota. Sekali lagi, ini soal jarak. Di Sota ada sekolah dari jenjang SD hingga SMA.

Kegiatan beribadah, upaya mendapatkan air bersih, juga akses kesehatan, juga bukan hal yang tak lazim dilakukan warga Suku Kanum atau Desa Wariaber di Sota. 

Seorang petugas imunisasi Puskesmas Sota, Helena Ohoiwirin, mengatakan bahwa warga perbatasan Papua Nugini sudah biasa mendapatkan akses kesehatan di Puskesmas Sota.

Seperti warga Sota pada umumnya, warga Desa Wariaber juga bahkan mendapat akses kesehatan secara cuma-cuma alias gratis. 

"Ini (masalah) kemanusiaan. Karena di sana (akses kesehatan) jauh, jadi gratis di sini (Sota)," ujar Helena.

Perbincangan Silasianay dengan para pemuda di latar belakang PLBN Sota tidak berlangsung lama, sekitar 15 menit saja. Para pemuda melanjutkan perjalanan dan aktivitasnya.

Namun, ini sepertinya juga bukanlah kali terakhir tegur sapa dan sambutan hangat Silanay di tepi batas dua negara....

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tutupi Tato, Maling Motor di Semarang Pakai Daster Neneknya Saat Beraksi

Tutupi Tato, Maling Motor di Semarang Pakai Daster Neneknya Saat Beraksi

Regional
Petualangan 'Geng Koboi' di Lampung Usai Setelah 11 Kali Mencuri Sepeda Motor

Petualangan "Geng Koboi" di Lampung Usai Setelah 11 Kali Mencuri Sepeda Motor

Regional
Rumah Tempat Usaha Pembuatan Kerupuk di Cilacap Terbakar

Rumah Tempat Usaha Pembuatan Kerupuk di Cilacap Terbakar

Regional
6 Orang Mendaftar di PDI-P untuk Pilkada Demak, Ada Inkumben Bupati

6 Orang Mendaftar di PDI-P untuk Pilkada Demak, Ada Inkumben Bupati

Regional
Tak Ada yang Mendaftar, Pilkada Sumbar Dipastikan Tanpa Calon Perseorangan

Tak Ada yang Mendaftar, Pilkada Sumbar Dipastikan Tanpa Calon Perseorangan

Regional
Pria yang Ditemukan Terikat dan Penuh Lumpur di Semarang Diduga Korban Penganiayaan

Pria yang Ditemukan Terikat dan Penuh Lumpur di Semarang Diduga Korban Penganiayaan

Regional
Pj Gubernur Riau Berupaya Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Pj Gubernur Riau Berupaya Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Regional
Cerita Perawat di NTT, Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Pelosok Manggarai Timur

Cerita Perawat di NTT, Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Pelosok Manggarai Timur

Regional
Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Regional
KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

Regional
Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Regional
Terlindas Mobil Pemadam, Petugas Damkar di Tegal Kritis

Terlindas Mobil Pemadam, Petugas Damkar di Tegal Kritis

Regional
Calon Perseorangan Serahkan Bukti Dukungan untuk Pilkada Pandeglang dan Tangerang

Calon Perseorangan Serahkan Bukti Dukungan untuk Pilkada Pandeglang dan Tangerang

Regional
Cerita Siswa SMA di Ende Tiap Hari Belajar Tanpa Meja

Cerita Siswa SMA di Ende Tiap Hari Belajar Tanpa Meja

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com