Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nakes dari Kemenkes Sebut Tak Ada Bencana Kelaparan yang Menelan Korban Jiwa di Yahukimo

Kompas.com - 01/11/2023, 15:26 WIB
Dhias Suwandi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Angganita Mandowen, tenaga kesehatan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang melakukan pelayanan kesehatan di Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, memastikan tidak ada bencana kelaparan di wilayah tersebut.

"Memang tidak ada kelaparan cuma masyarakat gagal panen, dalam arti ketika mereka sibuk dengan kelapa hutan, jadi mereka tidak berkebun. Jadi kematian bukan karena kelaparan," ujarnya di Dekai, Yahukimo, Rabu (1/11/2023).

Ia bersama empat rekannya melakukan pelayanan kesehatan di Amuma pada Senin (30/10/2023) untuk memastikan kabar kelaparan di distrik itu.

Baca juga: 5 Nakes dari Kemenkes Dianiaya KKB Saat Cek Kabar Kelaparan di Yahukimo

Menurut dia, di Amuma tidak pernah terjadi kasus kematian massal dan dari hasil pemeriksaan kesehatan diketahui beberapa masyarakat mengalami Infeksi Saluran Pernapasan (Ispa).

"Mereka kelaparan karena terlalu sibuk cari kelapa hutan, dan kalau sakit pun yang mereka alami Ispa karena kedinginan," kata Angganita.

Baca juga: Pemkab Yahukimo Bantah 11 Warga Meninggal karena Bencana Kelaparan di Amuma

Bantahan mengenai adanya bencana kelaparan pun sempat ia dengar dari orang-orang yang menganiaya dan para nakes lain.

Para pelaku yang diduga merupakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sempat mempertanyakan maksud pengiriman bantuan bahan makanan ke Amuma.

Seperti diketahui, nakes yang berjumlah lima orang menjadi korban penganiayaan KKB saat menunggu pesawat untuk kembali pada Selasa (31/10/2023).

"Bantuan ada di sana (Amuma) tapi yang antar bantuan ini tidak ada penjelasan kepada mereka. Yang kemarin serang (KKB) itu sempat ngomong, kami di sini tidak ada kelaparan, bantuan ini buat apa," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Distrik Amuma Zakeus Lagowan menyebut ada 11 warganya yang meninggal akibat bencana kelaparan.

"Itu betul (11 warga meninggal), murni karena kelaparan, mereka meninggal mulai Oktober," kata dia saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (19/10/2023).

Ia mengaku telah melaporkan hal tersebut ke Pemerintah Kabupaten Yahukimo.

Sementara Wakil Bupati Yahukimo Esau Miram menjelaskan, laporan mengenai bencana kelaparan datang dari salah satu kepala kampung di Amuma dan bukan dari Pemerintah Distrik.

Esau pun menyebut informasi mengenai 11 warga Amuma yang meninggal akibat kelaparan belum terkonfirmasi karena belum adanya laporan resmi dari pemerintah distrik setempat.

Lalu, pada 25 Oktober 2023, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Yahukimo, Papua Pegunungan, membantah informasi bencana kelaparan di Distrik Amuma yang menyebabkan 11 orang warga meninggal dunia.

Hal tersebut dipastikan setelah tim dari Pemerintah Kabupaten Yahukimo turun ke Distrik Amuma.

"Tidak ada bencana kelaparan maupun kematian massal di Distrik Amuma. Rabu pagi tim Pemerintah Kabupaten Yahukimo yang dipimpin langsung Kepala Dinas Sosial dr Leo turun langsung ke Distrik Amuma untuk mengonfirmasi kejadian sebagaimana laporan kepala distrik yang disampaikan lewat media," ujar Bupati Yahukimo Didimus Yahuli, melalui keterangan tertulis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Marah Dipanggil 'Dilan', Pemuda di Tarakan Aniaya Teman hingga Tewas

Marah Dipanggil "Dilan", Pemuda di Tarakan Aniaya Teman hingga Tewas

Regional
Sumsel Siapkan 29.000 Sapi dan 45.000 Kambing untuk Hewan Kurban

Sumsel Siapkan 29.000 Sapi dan 45.000 Kambing untuk Hewan Kurban

Regional
Pemkot Bengkulu Anggarkan Rp 20 Juta untuk Cetak Karcis Parkir

Pemkot Bengkulu Anggarkan Rp 20 Juta untuk Cetak Karcis Parkir

Regional
Hendak Dikirim ke Kalimantan, 19 Tenaga Kerja Ilegal asal Lembata Ditahan

Hendak Dikirim ke Kalimantan, 19 Tenaga Kerja Ilegal asal Lembata Ditahan

Regional
Kantor Pertanahan Kota Batam Terapkan Sertifikat Tanah Elektronik

Kantor Pertanahan Kota Batam Terapkan Sertifikat Tanah Elektronik

Regional
Seratusan Kades Datangi Pemkab Demak, Minta SK Perpanjangan Kades 2 Tahun Segera Diterbitkan

Seratusan Kades Datangi Pemkab Demak, Minta SK Perpanjangan Kades 2 Tahun Segera Diterbitkan

Regional
Kebakaran Pasar Karangkobar Banjarnegara, Pedagang Akan Direlokasi, Kerugian Capai Rp 45,7 Miliar

Kebakaran Pasar Karangkobar Banjarnegara, Pedagang Akan Direlokasi, Kerugian Capai Rp 45,7 Miliar

Regional
Sekelompok Pelajar Serang SMAN 8 Jambi, 1 Pelajar Ditangkap Polisi

Sekelompok Pelajar Serang SMAN 8 Jambi, 1 Pelajar Ditangkap Polisi

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan, Anak Bupati Solok Selatan Mangkir Lagi

Dugaan Korupsi Lahan Hutan, Anak Bupati Solok Selatan Mangkir Lagi

Regional
Nama-nama Baru Bermunculan di Bursa Pilkada Salatiga, Salah Satunya Anak Mantan Wakil Wali Kota

Nama-nama Baru Bermunculan di Bursa Pilkada Salatiga, Salah Satunya Anak Mantan Wakil Wali Kota

Regional
Setelah 5 Hari Perjalanan, Biksu Thudong Tiba di Candi Borobudur

Setelah 5 Hari Perjalanan, Biksu Thudong Tiba di Candi Borobudur

Regional
Kisah Nelayan Semarang, Cuaca Ekstrem Sempat Bikin Ragu Bisa Pergi Haji Tahun Ini

Kisah Nelayan Semarang, Cuaca Ekstrem Sempat Bikin Ragu Bisa Pergi Haji Tahun Ini

Regional
Polisi Periksa Pasangan Nikah Sesama Jenis di Halmahera Selatan

Polisi Periksa Pasangan Nikah Sesama Jenis di Halmahera Selatan

Regional
Menantu di Banyuasin Pembacok Mertua Ternyata Sering KDRT Istri

Menantu di Banyuasin Pembacok Mertua Ternyata Sering KDRT Istri

Regional
Pemkot Bandar Lampung Mulai Pembangunan Chinatown

Pemkot Bandar Lampung Mulai Pembangunan Chinatown

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com